LEBARAN 1446 H hari ini memasuki hari ke tujuh. Sebagian dunsanak perantau telah kembali ke tanah rantau. Tanah tempat berjuang untuk diri sendiri dan keluarga tentunya.
Hampir dua minggu atau lebih para dunsanak berada di kampung halaman, Ranah Minang. Selama itu pula ada pelajaran yang sama-sama kita dapatkan. Inilah yang namanya hidup saling mendukung satu sama lain.
Kehadiran dunsanak rantau di kampung halaman telah memberikan pelajaran tentang kesabaran. Setidaknya kesabaran menghadapi kemacetan di jalan raya. Kesabaran antre di rumah makan dan tempat kuliner. Bahkan kesabaran antre di depan toilet, baik toilet rumah sendiri apalagi di toilet umum.
Walaupun tak dipungkiri, dalam macet di jalan raya masih banyak yang menyalip, atau dalam antrean makanan ada saja yang mendahului, rasanya sah-sah saja. Namanya saja dalam belajar. Orang belajar pasti ada yang salah, bukan?
Sebaliknya, kalian tentu juga ada yang belajar tentang mempertahankan budaya Minang, belajar makan bajamba, belajar duduak baselo, belajar istilah-istilah Minang. Bahkan mungkin ada yang belajar melafalkan bahasa Minang.
Selamat balik ke rantau wahai dunsanak perantau. Jangan lupa untuk pulang lagi tahun depan, kita macetkan lagi jalan. Jika perlu lebih dari sekarang, agar kita makin sabar. (Sawir Pribadi)