Faktual dan Berintegritas


PADANG -- Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Vasko Ruseimy, mencanangkan visi strategis untuk mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat peradaban dan pembelajaran budaya Minangkabau. Hal ini disampaikan saat Safari Ramadan 1446 Hijriah di Masjid Raya Nurul Iman, Desa Naras 1, Kecamatan Pariaman Utara.  

"Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan, sosial, dan budaya. Kita ingin mengembalikan peran masjid sebagaimana fungsinya di masa lalu, tempat di mana generasi muda belajar agama, adat, dan nilai-nilai luhur Minangkabau," ujar Vasko Ruseimy, Senin (17/3)).  

Sebagai bentuk dukungan konkret, Wagub menyerahkan bantuan senilai Rp 25 juta serta puluhan mushaf Al-Quran kepada pengurus masjid. Bantuan ini diharapkan menjadi dorongan bagi masjid untuk memperkuat perannya dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.  

Bupati Pariaman, yang turut mendampingi Wagub dalam kesempatan itu, mengapresiasi inisiatif ini dan menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam memperkuat peran masjid.  

"Langkah ini sangat baik untuk memastikan masjid tetap menjadi pusat kehidupan masyarakat. Kami di daerah siap mendukung upaya ini agar generasi muda semakin dekat dengan nilai-nilai agama dan budaya," kata Bupati Pariaman.  


Identitas Budaya

Selain di masjid, upaya pelestarian budaya Minangkabau juga akan diterapkan di berbagai ruang publik, termasuk Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Wagub Vasko telah mengusulkan agar pengumuman di BIM disampaikan dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Minang.  

Tak hanya itu, petugas bandara nantinya juga akan mengenakan elemen busana tradisional Minangkabau, seperti deta untuk laki-laki dan tangkuluak untuk perempuan.  

"Bandara adalah gerbang utama yang mencerminkan identitas suatu daerah. Kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Minangkabau memiliki budaya yang kuat dan harus kita banggakan," tegas Vasko.  

Ia juga menambahkan bahwa langkah serupa telah diterapkannya di rumah dinas Wakil Gubernur, yang kini mengadopsi arsitektur gonjong khas Minangkabau sebagai simbol kebanggaan budaya daerah.  

"Kalau rumah dinas Wakil Gubernur saja tidak ada simbol Minangkabau, bagaimana orang bisa melihat bahwa kita bangga dengan budaya sendiri,” ujarnya.  

Dengan berbagai kebijakan ini, Wagub berharap Sumatera Barat tetap menjadi pusat peradaban yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal Minangkabau.  

"Kita harus menjaga dan melestarikan adat serta budaya Minangkabau. Jika kita kehilangan budaya, kita kehilangan identitas," pungkasnya. (kmf)

 
Top