![]() |
Farid F. Saenong |
PADANG -- Menteri Agama Nasaruddin Umar, diwakili Staf Khusus Menag Bidang Pendidikan, Organisasi Kemasyarakatan, dan Moderasi Beragama, Farid F. Saenong menyampaikan empat pesan penting kepada para ASN Kemenag di Provinsi Sumatera BaBarat.
Dikutip dari website Kemenag RI, pesan itu ia sampaikan dalam acara Pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama di Auditorium Gubernuran Sumbar, Sabtu (15/2). Hadir Gubernur Sumbar Mahyeldi, serta Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Mahyudin.
Pertama, terkait efisiensi anggaran. Farid menjelaskan, Kemenag saat ini tengah melakukan efisiensi anggaran sebesar Rp12,3 triliun. Ia bersama Menag akan berusaha dengan maksimal agar efisiensi ini tidak menghambat kelancaran proses belajar-mengajar di madrasah dan perguruan tinggi keagamaan di seluruh Indonesia.
"Bapak Menteri Agama memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi. Beliau terus memperjuangkan agar efisiensi ini tetap memperhatikan kekhususan Kementerian Agama sebagai kementerian yang memiliki struktur vertikal, yang berbeda dengan kementerian lainnya," ujar Farid.
"Mudah-mudahan, kita dapat menjalankan efisiensi ini dengan profesionalisme dan budaya kerja yang baik, sehingga prestasi serta program-program Kementerian Agama tetap berjalan dengan sukses," lanjutnya.
Kedua, terkait penyelenggaraan ibadah haji. Farid mengatakan bahwa pelaksanaan haji tahun 2025 akan menjadi ukuran utama dalam menilai kesuksesan Kementerian Agama.
"Kementerian Agama telah bekerja keras dalam menyukseskan program utama, yaitu pelaksanaan ibadah haji. Kami memohon doa dari Bapak-Ibu sekalian agar pelaksanaan haji tahun ini berjalan dengan lancar dan sukses," pintanya.
"Bahkan, jika ini adalah tahun terakhir, kita berharap ini akan menjadi kenangan indah dalam menyukseskan program haji," tambahnya.
Ketiga, Farid mengingatkan kembali poin-poin utama dalam Deklarasi Istiqlal yang telah ditandatangani oleh Menag bersama dengan Paus Fransiskus. Yaitu perdamaian global, isu lingkungan, dan pendidikan toleransi.
Ia menyebut, bahwa Menag sangat menekankan pentingnya pendidikan yang menanamkan nilai-nilai cinta dan toleransi, agar anak-anak tidak merasa berhak mendiskriminasi kelompok yang berbeda.
"Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam sedang menyusun kurikulum cinta yang akan diterapkan di madrasah-madrasah, dengan menekankan nilai-nilai persaudaraan dan toleransi," tuturnya.
Terakhir, terkait pemberdayaan imam masjid. Menag, kata Farid, menegaskan pentingnya pembinaan imam masjid dalam menyebarkan moderasi beragama. Menag juga berkomitmen untuk terus memperhatikan kesejahteraan dan pengembangan imam masjid, termasuk memberikan kesempatan lebih luas untuk belajar dan mendapatkan pengalaman di luar negeri.
"Saat ini, pemerintah telah membuka kesempatan bagi imam-imam masjid untuk mengikuti program internasional. Setiap tahun, tokoh-tokoh agama, termasuk imam masjid, dikirim ke berbagai negara untuk menyebarkan Islam yang ramah dan toleran," terangnya. (*)