PADANG – Malamang dalam rangka hari baik bulan baik sudah mulai langka. Padahal ini adalah tradisi di hampir seluruh wilayah Minangkabau.
Di tengah kelangkaan tradisi dimaksud, Bundokanduang Kelurahan Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang berusaha terus melestarikannya. Mereka menggelar tradisi Malamang, Minggu (16/2) di Lapangan Balai Pemuda Jati Rumah Gadang.
Kegiatan ini diikuti sembilan RW se-Kelurahan Jati dan berlangsung dengan penuh semangat serta kebersamaan.
Acara ini dibuka oleh Camat Padang Timur, Diko Eka Putra, serta dihadiri oleh Ketua DPRD Provinsi Sumbar, Muhidi, yang juga merupakan tokoh masyarakat Jati. Selain itu, hadir pula Lurah Jati, Agusman, Ketua LPM Kelurahan Jati, Harlin, serta para Ketua RT/RW se-Kelurahan Jati.
Malamang merupakan salah satu tradisi turun-temurun masyarakat Minangkabau dalam menyambut bulan suci Ramadan. Lamang sendiri adalah makanan khas yang terbuat dari beras ketan dan santan, dimasak dalam bambu, lalu dibakar dengan bara api kecil hingga matang.
Sebagai bagian dari acara, digelar perlombaan Malamang antar-RW yang menambah semarak suasana. Setelah melalui penilaian ketat dari dewan juri, RW 003 berhasil meraih juara pertama, menunjukkan keunggulan dalam teknik memasak, cita rasa, serta kekompakan tim.
Ketua DPRD Sumbar, Muhidi yang juga tokoh masyarakat Jati mengapresiasi kekompakan dan semangat warga Jati dalam menjaga tradisi ini.
"Ini merupakan momentum mempererat silaturahmi di Kelurahan Jati dengan membangkitkan kembali tradisi Malamang. Saya bangga sekali melihat kekompakan Bundokanduang Kelurahan Jati. Terus pertahankan budaya ini setiap tahunnya agar tidak hilang ditelan zaman," ujarnya.
Camat Padang Timur, Diko Eka Putra, juga memberikan apresiasi terhadap inisiatif Bundokanduang dalam melestarikan budaya Minangkabau.
"Saya sangat mengapresiasi Bundokanduang Kelurahan Jati yang telah menggelar tradisi Malamang ini. Harapannya, ke depan generasi muda bisa lebih dilibatkan, sehingga mereka memahami dan melestarikan proses pembuatan lamang. Jika terus dikembangkan, Kelurahan Jati bisa menjadi Kampung Lamang yang dikenal luas," katanya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar memasak lamang, tetapi juga bagian dari pelestarian budaya dan edukasi bagi masyarakat.
"Tradisi seperti ini harus tetap dijaga agar nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan kearifan lokal tetap tertanam di masyarakat. Semoga tahun depan tradisi Malamang bisa lebih meriah dan semakin banyak melibatkan generasi muda," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Bundokanduang Kelurahan Jati, Ita, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antarwarga sekaligus mengangkat kembali tradisi yang mulai jarang ditemukan.
"Kami ingin menjaga tali silaturahmi antar masyarakat Jati, menjaga kekompakan, serta membangkitkan batang tarandam agar Kelurahan Jati bisa dikenal sebagai Kampung Lamang," ungkapnya.
Dengan suksesnya penyelenggaraan tahun ini, diharapkan tradisi Malamang di Kelurahan Jati dapat terus menjadi agenda tahunan, sekaligus mengangkat citra daerah sebagai pusat kuliner dan budaya Minangkabau yang autentik. (dkf)