Faktual dan Berintegritas

Ilustrasi indonesia.go.id 

MAKAN bergizi gratis yang menjadi program unggulan pasangan Presiden-Wakil Presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah dimulai sejak beberapa hari lalu. Program ini bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, dengan fokus pada anak-anak. Bahkan disusul oleh kalangan ibu-ibu hamil dan menyusui.

Walau hingga sekarang belum terlaksana di sejumlah daerah, namun kita menyambut baik program makan bergizi gratis ini. Sebab, kita yakin, belum semua anak sekolah yang mengkonsumsi makanan bergizi secara baik. Hal itu disebabkan masih banyak keluarga di Indonesia yang hidup miskin.

Dari beberapa hari pelaksanaan makan bergizi gratis tersebut, kita menyaksikan betapa antusiasnya anak-anak sekolah menerimanya. Ini sebagai bukti bahwa, program ini ditunggu pelajar dan masyarakat.

Di balik itu, sejumlah kekurangan mengapung ke permukaan dalam pelaksanaan makan bergizi gratis yang baru dilaksanakan ini. Di sejumlah tempat menu makanan tidak dilengkapi dengan susu, kurang sayur dan bahkan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) orang tua murid mengeluhkan makanan yang dibagikan beraroma kurang sedap.

Berpikir positif, tentu kita bisa memaklumi jika pada tahap-tahap awal ini banyak kekurangan yang terjadi. Harapannya, segala kekurangan tersebut bisa diperbaiki di masa selanjutnya. Intinya, jangan sampai menu makanan bergizi tersebut menimbulkan penyakit bagi anak-anak pewaris bangsa.

Memperbaiki segala kekurangan tersebut tentu diawali dengan evaluasi. Apakah persoalannya terjadi pada pemilihan bahan baku, pengolahan, kebersihan hingga distribusi. Tanpa evaluasi, kita yakin segala kekurangan tidak akan bisa diperbaiki ke arah yang lebih baik.

Makan bergizi gratis disiapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Satuan ini harus menyiapkan menu makanan sebagaimana aturan dan standar yang telah ditetapkan pemerintah. Artinya makanan atau menu yang disediakan jelas tidak bisa asal-asalan saja, semisal asal dapat, asal murah atau asal ‘terbayar utang’ saja.

Oleh karena itu, pihak-pihak yang terlibat dalam program makan bergizi gratis ini harus hati-hati dan selalu berpedoman kepada aturan yang sudah ada. Jangan sekali-kali berorientasi agar dapat untung banyak, sehingga mengabaikan aturan-aturan dan nilai gizi hingga kebersihan pada makanan.

Kita tidak mau program makan bergizi gratis ini harus dibayar mahal nantinya, Kita tidak ingin mendengar pihak-pihak yang terlibat dalam program ini diperiksa polisi, kejaksaan atau KPK.

Satu hal lagi niat baik pemerintah di bawah komando Presiden Prabowo jangan sampai dikhianati. Jangan cemari program rancak ini dengan hasrat terselubung. Jika ini terjadi, maka makan bergizi gratis harus dibayar mahal.

Justru itu, jaga amanah dari pemerintah tersebut demi menyelamatkan gizi generasi penerus bangsa. Ingat, masa depan negeri ini terletak pada anak-anak yang tengah di bangku pendidikan sekarang. (Sawir Pribadi)

 
Top