Faktual dan Berintegritas

Laporan Sawir Pribadi - Mekah, Arab Saudi -

MENGUNJUNGI Tanah Suci bukan hanya sekadar ibadah umrah dan haji. Ada ibadah sampingan dalam bentuk wisata religi, baik di Mekah maupun Madinah.

Sejumlah tempat yang menjadi jejak sejarah Islam dan Nabi Muhammad Shalallahualaihi Wassallam menjadi ibadah tambahan bagi setiap pengunjung Tanah Suci dimaksud. Salah satu dari sekian bukti sejarah dimaksud adalah Jabal Rahmah. Tempat satu ini ada juga yang menyebut sebagai bukit kasih sayang.

Jabal Rahmah berada sekitar 8 km dari Kota Mekah, yakni antara Mekah dengan Thaif, persisnya di Arafah. Arafah adalah tempat berkumpulnya jemaah haji setiap 9 Zulhijjah saat pelaksanaan ibadah haji.

Dalam riwayatnya, Jabal Rahmah adalah tempat pertemuan kembali Nabi Adam dengan Siti Hawa setelah diusir Allah dari Surga sebagai risiko melanggar laranganNya. Pada saat itu, Nabi Adam terdampar di India, sedangkan Siti Hawa di Mekah. Waktu terus berlalu hingga 300 tahun kemudian, keduanya dipertemukan kembali di bukit tersebut.

Setiap biro perjalanan umrah dari seluruh dunia selalu membawa rombongan ke tempat itu. Karena itu adalah titik awal sejarah kehidupan manusia di muka bumi ini.

Di puncak Jabal Rahmah terdapat satu monumen atau tugu sebagai penanda titik pertemuan Adam dan Hawa tersebut. Bagi sebagian orang yang datang ke objek tersebut, dimanfaatkan untuk berdoa. Ada yang minta dimudahkan dapat jodoh, ada yang berdoa agar hubungan yang terjalin diteruskan ke jenjang pernikahan, ada yang meminta keluarganya sakinah mawaddah seperti doa-doa untuk penganten baru.

Karena dinilai berdoa dari Jabal Rahmah sangat mustajab, maka biro umrah senantiasa membawa tamu-tamunya berziarah ke Jabal Rahmah tersebut. Biasanya dilakukan setelah ibadah utama selesai.

Sayangnya, beberapa waktu lalu ada tangan-tangan jahil atau yang tidak bertanggung jawab yang mencoret coret monumen di atas bukit tersebut. Kebanyakan menuliskan nama dan pasangannya. Tidak saja ditulis pakai spidol permanen, malah ada pakai cat semprot.

Untuk mencapai puncak Jabal Rahmah diperlukan sedikit perjuangan menempuh bebatuan. Salah-salah bisa terpeleset dan jatuh terhempas ke bebatuan dimaksud. Biasanya orang lanjut usia tidak diperkenankan naik ke puncaknya.

Sejak beberapa waktu belakangan, puncak Jabal Rahmah tertutup sementara untuk umum. Para peziarah hanya bisa sampai sebuah hamparan di bawahnya, tidak begitu jauh dari areal parkir. Di hamparan yang sudah ditata secara apik itu peziarah bisa berfoto atau swafoto dengan latar belakang tugu di puncak Jabal Rahmah.

Penutupan sementara ke puncak Jabal Rahmah dilakukan oleh otoritas setempat lantaran sedang dalam perbaikan dan pembangunan beberapa fasilitas demi kenyamanan peziarah atau pengunjung. Sebab, beberapa bulan lagi tiba pula musim haji. (*)

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama
 
Top