Faktual dan Berintegritas


PADANG – Menjaga dan melestarikan adat tradisi, Bundo Kanduang di Nagari Limau Manis, Kota Padang, menggelar Lomba Malamang. Kegiatan itu dilakukan di Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Limau Manis Selatan, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Senin (23/12). 

Kegiatan itu menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas budaya Minangkabau di tengah modernisasi.

Pj Wali Kota Padang, Andree Algamar menilai, Lomba Malamang tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga wujud nyata sinergi antar-generasi untuk menjaga nilai-nilai luhur masyarakat Minangkabau.

"Lomba 'Malamang' ini merupakan tradisi yang sangat positif dan harus terus dilestarikan sebagai bagian dari identitas kita. Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya mengenang warisan leluhur, tetapi juga memastikan bahwa generasi muda memahami, menghargai, dan melanjutkan budaya ini," ujar Andree Algamar.

Ia juga menekankan pentingnya peran Bundo Kanduang sebagai penjaga tradisi sekaligus agen perubahan.

"Di era modern ini, Bundo Kanduang diharapkan mampu mengintegrasikan nilai-nilai budaya baru yang berkembang tanpa kehilangan esensi budaya asli kita. Dengan demikian, tradisi malamang ini dapat terus relevan di masa depan," tambahnya.

Lebih lanjut, Andree mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari ninik mamak, urang sumando, hingga generasi muda, untuk bersinergi dalam melestarikan tradisi ini.

"Kegiatan seperti ini adalah langkah nyata untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Minangkabau. Kebersamaan kita menjadi kunci keberlanjutan tradisi seperti malamang," tutupnya.

Lemang, makanan khas Minangkabau yang berbahan dasar beras ketan dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar di atas bara api, menjadi simbol kekayaan budaya yang penuh makna.

Sementara itu, Ketua Pelaksana lomba malamang, Mildawati, menjelaskan bahwa kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kelompok Kegiatan Senin (KKS) FMIPA Universitas Andalas serta dukungan dari Anggota DPRD Kota Padang, Rafdi. 

"Lomba ini diikuti oleh 14 kelompok peserta yang masing-masing terdiri dari dua orang Bundo Kanduang dan satu Puti Bungsu. Selain melestarikan budaya, lomba ini juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi dan komunikasi antaranggota masyarakat," jelasnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi nagari lain untuk terus mengadakan kegiatan serupa. 

"Budaya seperti 'Malamang' ini adalah aset berharga yang harus kita jaga bersama. Semakin sering kita melibatkan masyarakat dalam kegiatan seperti ini, semakin besar kemungkinan tradisi ini bertahan," ungkap Mildawati.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Asisten I Setdako Padang Edi Hasymi, Camat Pauh Titin Masfetrin, Anggota DPRD Kota Padang Rafdi, Wakil Rektor II Universitas Andalas Hefrizal Handra, Ketua KAN Limau Manis Zulkifli Dt Gumayang, Ketua Bundo Kanduang Nagari Limau Manis Nurbaini, serta elemen masyarakat lainnya.

Melalui Lomba Malamang ini, masyarakat Nagari Limau Manis menunjukkan komitmennya dalam menjaga warisan budaya. 

Tradisi ini tidak hanya menjadi pengingat akan kearifan lokal, tetapi juga sebagai penghubung antar-generasi untuk menjaga harmoni adat di tengah perkembangan zaman. (dkf)

 
Top