PADANG -- Sumatera Barat (Sumbar) akhirnya memiliki titik 0 kilometer (0 KM). Kantor Pos Padang yang berada di JL. Bagindo Aziz Chan, Padang, dipilih menjadi titik 0 KM yang diresmikan Plt. Gubernur Sumbar Audy Joinaldy pada Malam Resepsi HUT Sumbar ke-79, di Auditorium Kompleks Istana Gubernur Sumbar, Padang (1/10).
Penetapan Titik Nol ini menurut Audy tidak hanya menjadi simbol penting bagi identitas daerah, tetapi juga sebagai referensi geografis untuk pengembangan wilayah. Kehadirannya diharapkan mampu menjadi ikon baru yang memperkuat kebanggaan masyarakat Sumatera Barat.
“Khusus titik 0 KM ini, Pak Armansyah beliau sejarawan punya peran yang cukup besar. Ketika berkeliling Indonesia, saya catat ada 24 Provinsi yang memiliki titik nol. Di Pulau Sumatera terdapat 10 Provinsi. Semua Provinsi ini mempunyai titik nol, kecuali Sumatera Barat. Akhirnya saya coba menghubungi Pak Armansyah dosen sejarah Universitas Andalas,” ujar Audy menjelaskan ide awal untuk menetapkan titik 0 KM Sumbar.
Ia juga mengatakan bahwa ada dua opsi lokasi penetapan titik nol yaitu di Kantor Gubernur lama di kawasan Batang Arau dan Kantor Pos. Kedua tempat ini memiliki sejarahnya masing-masing sehingga dinilai cocok untuk dijadikan sebagai titik nol.
“Setelah berdiskusi akhirnya terdapat dua alternatif, yaitu kantor gubernur lama dan kantor pos jika dilihat dari sisi historical nya, akhirnya titik nol tersebut ditetapkan di Kantor Pos Jalan Bagindo Azis Chan,” ujar Audy lagi.
Sejarah titik 0 KM ini dijelaskan lebih lanjut oleh Armasnsyah, dosen Ilmu Sejarah, Universitas Andalas. Ia mengatakan bahwa kebayakan provinsi di Indonesia mengambil Kantor Pos sebagai titik nolnya.
“Awalnya titik nol ini merupakan warisan dari pemerintah kolonial Belanda, yaitu dengan membangun jalan raya Anyer-Panarukan yang disebut sebagai jalan pos. Titik nol ini menjadi patokan bagi Kantor Pos yang pertama kali dibangun di Batavia tahun 1736 pada masa VOC. Untuk ukuran jarak diberikan kepada Kantor Pos kedua di Semarang dengan jarak 450 KM. Kebiasaan daerah-daerah Indonesia mengambil Kantor Pos menjadi titik nol,” jelas Armansyah.
Momentum perencanaan penentuan titik nol Provinsi Sumatera Barat ditandai dengan pencanangan pembangunan monument atau petanda titik 0 KM. Hal ini dapat menjadi momen dalam mengenang kembali dan menjaga nilai-nilai yang diwariskan oleh pahlawan pendahulu kita, khusunya pahlawan dari Provinsi Sumatera Barat.
Keberadaan titik nol Provinsi Sumatera Barat diharapkan dapat menjadi destinasi wisata baru Provinsi Sumatera Barat. Sehingga tidak hanya menjadi penanda geografis semata, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin merasakan keunikan serta sejarah dari Provinsi Sumatera Barat.
Malam resepsi HUT Sumbar ke-79 ini dihadiri oleh Wakil Duta Besar Indonesia untuk India, Forkopimda Sumba, bupati/wali kota se Sumbar, dan Sekdaprov Sumbar.
Hadir juga kepala BUMN/BUMD, perguruan tinggi, Kepala OPD lingkup Pemprov Sumbar, tokoh masyarakat, tokoh agama, bundo kandung, dan ketua organisasi masyarakat se-Sumatera Barat serta para undangan lainnya. (kmf)