Faktual dan Berintegritas


MUSIK berdentum keras bersahutan. Lagunya mulai dari pop, dangdut hingga lagu-lagu barat. Kira-kira samalah dengan angkot Kota Padang yang lagi menunggu penumpang atau  berpapasan di jalan.

Bedanya, musik keras pada angkot Padang diputar sesuka hati sopir saja, apakah lagi parkir atau sedang berjalan. Sedangkan yang ini musiknya baru hidup jika sudah ada penumpang. Uniknya musik keras ini bukan berasal dari speker angkot atau mobil, melainkan dari becak atau beca dayung. Beca-beca tersebut dihiasi dengan pernak-pernik yang menarik.
Itulah beca wisata di Melaka, Malaysia (sekitar 148 Km arah Selatan Kuala Lumpur). Beca-beca itu siap membawa pelancong atau wisatawan berkeliling wilayah Kota Melaka. Berapa sewanya? Cukup sediakan uang RM 35 atau jika dirupiahkan sekitar Rp 126.000 dengan estimasi kurs Ringgit Malaysia Rp 3.600.
Dengan tarif sebanyak itu, pelancong bisa menikmati Kota Melaka selama 30 menit. Kapasitas satu beca memuat 2 orang dewasa. Maklum hanya ada satu tempat duduk saja.
Kreatif. Hanya menyulap beca sepeda dengan hiasan, lalu dilengkapi musik dentam-dentum, mampu mendulang cuan.
Seorang operator beca mengatakan, musik hanya diputar ketika ada penumpang. Lagu yang diputar disesuaikan selera penumpang. Maka tidak heran jika lagu dangdut atau bahkan musik Jawa terdengar dari jauh.
Di saat parkir atau ketika menunggu penumpang musik harus off. "Musik baru hidup jika sudah ada penumpang," kata seorang operator beca dimaksud.
Lalu, dengan apa dinyalakan perangkat musik dimaksud? Dengan aki atau batery mobil 250 volt. Satu aki, hanya tahan 4 jam. Karena itu setiap beca harus memiliki aki cadangan. Tidaklah mengherankan jika dekat trotoar ditemukan deretan aki yang sudah dipakai dan siap untuk dicas lagi.
Beca wisata ini bisa dinikmati di kawasan wisata Rumah Merah atau Red Squire. Di dekat ini terdapat objek River Cruise dan Menara Taming Sari. Jadi sekali naik beca, wisatawan bisa menikmati sejumlah objek.
Setiap akhir pekan, kawasan wisata ini ramai oleh pelancong dari Singapura, Indonesia dan Thailand.  Orang-orang dari Singapura ke Melaka banyak yang membawa kendaraan sendiri. Selain itu wisatawan lokal Malaysia juga ramai ke kawasan itu. (Sawir Pribadi)

 
Top