Faktual dan Berintegritas



PADANG - Puluhan raja, sultan, dan pemangku adat yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Adat Nusantara (MATRA) memenuhi aula Youth Center Bagindo Azizchan dalam acara Festival Adat dan Budaya Nusantara (FABN) pada Kamis (9/5) malam.

Kedatangan mereka disambut dengan berbagai hidangan tradisional Minangkabau yang disajikan dengan adat istiadat makan bajamba.

Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang Yosefriawan dalam sambutannya mengatakan Pemerintah Kota Padang mendukung penyenggaraan FABN.

"MATRA merupakan bagian warisan budaya masa silam yang di dalamnya tergabung kerajaan dan kesultanan yang ikut menentukan keberlanjutan sejarah Nusantara pada masa lalu" ujar dia.

Ia menambahkan, eksistensi para raja dan sultan hari ini masih dipandang sebagai pemimpin di tengah masyarakat yang setiap kata dan gerak mereka menjadi penentu segenap tindakan dari rakyat yang dipimpinnya.

"Kepada mereka pula rakyat menyerahkan sebagian besar kepercayaan nya untuk dapat diberikan perlindungan dan kesejahteraan. Para raja dan sultan adalah orang-orang yang sangat dihormati oleh rakyat mereka dan juga pihak luar," imbuhnya.

Pj. Sekda berharap acara kali ini dapat mengikat tali silaturahmi antara kerajaan dan kesultanan yang ada sekaligus ajang promosi tentang eksistensi diri kepada para generasi penerus. 

"Kita juga berharap para generasi muda merasa bangga dengan kearifan lokal yang mereka miliki di masa lalu," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum MATRA Yang Mulia KPH Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukajannangang Satrio Sasmito dari Kerajaan Gowa menyebut puluhan raja dan sultan akan berada di Kota Padang selama empat hari penyelenggaraan FABN dari tanggal 4-7 September 2024.

"Ini merupakan festival ketiga yang kami selenggarakan. Yang pertama kita lakukan pada tahun 2022 di Bali dihadiri 163 raja dan sultan. Yang kedua tahun 2023 di Borobudur dihadiri 287 raja," terangnya.

Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Kota Padang dalam menyukseksan rangkaian acara FABN. Pihaknya mengaku salut atas terpeliharanya adat istiadat dan tradisi di Kota Padang.

"Ternyata Padang walaupun sudah kota besar tapi adat istiadatnya masih tetap terjaga. Masih ada jamuan-jamuan yang tidak pernah kita lihat. Kita merasa dihormati," katanya.

Menurut dia, prosesi makan bajamba memperlihatkan eratnya bagaimana hubungan antara raja dan sultan dengan masyatakat.

"Apa yang kita lakukan pada malam ini adalah silaturahmi antara para raja dan sultan dengan masyarakat," tandasnya.

FABN ke-3 di Kota Padang dihadiri sebanyak 29 raja, sultan, dan pemangku adat anggota MATRA. Mereka berasal dari Kerajaan Gowa, Istana Silindung Bulan, Tapak Tuan Aceh Selatan, Kedepatian Rencong Telang UKP Pulau Sangkar, Kerajaan Ranomeeto, dan Kerajaan Laiwui.

Selanjutnya, Kerajaan Masarete Buru Selatan, Puri Agung Gelogor Denpasar, Kerajaan Raya, Kerajaan Simalungun, Kerajaan Sukadana, Keraton Sembilangan Madura, Kerajaan Balai Janggo Sungai Kunyik, Kelarasan Pilubang, Kenagarkan Bayang, dan Kerajaan Kulisusu. (dkf)

 
Top