Faktual dan Berintegritas


PADANG -- Polisi mempidanakan enam dari 10 pelaku tawuran bersenjata tajam yang terjadi pada Sabtu (10/8) di Jembatan Emilindo, Lubuk Begalung, Padang. Dalam tawuran yang terjadi sekitar pukul 03.30 WIB itu salah seorang pemuda menjadi korban, tangan kirinya putus disabet senjata tajam.

"Dari hasil pemeriksaan kami, enam dari 10 pelaku tawuran yang kami amankan akan diproses secara pidana," kata Kepala Unit Kejahatan dan Kekerasan Satreskrim Polresta Padang, Iptu Habiib Hakanul, Sabtu (10/8).

Ia mengatakan, keenam pemuda tersebut dipidana dengan Undang-undang Darurat nomor 12/1951 atas kepemilikan senjata tajam. "Hingga malam ini baru enam yang memenuhi unsur untuk diproses secara pidana, sedangkan sisanya masih dalam proses pemeriksaan oleh tim," katanya.

Ia mengatakan, senjata tajam tersebut merupakan senjata yang mereka gunakan untuk melakukan tawuran. Jenis senjata tajam yang dimiliki oleh para pelaku yakni celurit, katana, dan parang berbagai ukuran.

Ia mengatakan, pemeriksaan dan interogasi terhadap para pelaku dilakukan tim Riksa pada Unit Kejahatan dan Kekerasan Satreskrim Polresta Padang. "Siapapun di antara pelaku yang memenuhi unsur pidana sesuai dengan hasil pemeriksaan tim, maka akan dijerat secara pidana," tegasnya.

Sampai Sabtu malam, 10 pelaku serta sejumlah barang bukti masih berada di Mapolresta Padang guna penyelidikan lebih lanjut.

Pada bagian lain, polisi juga terus memburu pelaku lain yang terlibat tawuran di jembatan Emilindo, Lubuk Begalung, Padang, pada Sabtu dini hari itu.

Pihak Kepolisian mengkonfirmasi status dari laki-laki yang menjadi korban luka berat dalam kejadian tawuran di jembatan Emilindo, Lubuk Begalung itu.

Kapolsek Lubuk Begalung Kompol M Rosidi  menyatakan bahwa korban tersebut merupakan bagian dari kelompok tawuran yang bentrok di lokasi kejadian. "Korban adalah salah satu dari pelaku tawuran, itu berdasarkan keterangan saksi-saksi dan petunjuk yang kami miliki," kata Rosidi Sabtu (10/8) malam.

Keterangan dari Rosidi tersebut secara otomatis telah membantah narasi yang beredar di media sosial bahwa korban hanya kebetulan berada di lokasi, karena hendak membeli sesuatu. (ci/sgl)

 
Top