Faktual dan Berintegritas


DUA oknum anggota polisi dari Samapta Polda Sumbar diduga terlibat dalam perampokan terhadap mobil pengangkut uang ATM BRI beberapa hari lalu di kawasan fly over Duku, Padang Pariaman. Saat ini keduanya tengah ditangani Provost Polda Sumbar.

Kejadian perampokan itu cukup menggempakan. Selain uang yang dibawa kendaraan mencapai Rp 5,6 miliar, pelakunya juga diduga melibatkan oknum petugas pengawal.

Dugaan itu ternyata berbuah hasil, selain warga sipil yang menjadi pelaku, dua anggota polisi dari Polda Sumbar-pun diduga ikut terlibat. Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono meminta maaf kepada masyarakat.

Terkait itu, Suharyono mengimbau kepada seluruh anggotanya untuk tidak bermain-main dengan hukum. Jika terbukti ada anggotanya yang melanggar hukum, maka hukumannya akan jauh lebih berat dibandingkan dengan pelaku pidana lainnya.

Kita apresiasi sikap Kapolda Suharyono yang transparan dalam kasus ini. Walau sebagai atasan tertinggi polisi di Provinsi Sumatera Barat, ia bisa saja menyembunyikan kasus ini ke publik, dan itu tidak dilakukan. Sekali lagi kita memuji sikap Kapolda Sumbar ini.

Sejurus dengan itu, kita tentu percaya dengan apa yang sudah dan akan dilakukan oleh Kapolda Suharyono. Namun yang perlu dipahami adalah bahwa polisi juga manusia, yang kadang kala memiliki sikap lupa atau khilaf. Alasan demikian pasti akan berkonsekuensi hukum bagi anggota yang melakukan kekhilafan atau kekeliruan dimaksud.

Terkait kasus perampokan uang untuk ATM tersebut, diperlukan pengungkapan secara mendalam. Kuat dugaan kita bahwa itu bukan sebuah kekhilafan, mungkin saja karena kebutuhan.

Ya, kebutuhan. Sebab, saat ini begitu banyak hal yang menggoda setiap orang untuk berbuat kejahatan. Misalnya lantaran hasrat untuk hidup lebih mewah atau bisa juga karena terlilit utang dan lain sebagainya.

Jika terlilit utang untuk keperluan hidup keluarga masih bisa dipahami, tapi jika terlilit utang karena judi online misalnya, maka perlu diucapkan innalillahi wainna ilaihi rajiuun. Dua kesalahan besar sudah dilakukan oleh oknum polisi demikian. Pertama ikut berjudi dan yang kedua merampok.

Harus disadari bahwa judi akan selalu bergandengan tangan dengan kejahatan lain. Fakta membuktikan betapa banyaknya kasus kejahatan di republik ini, baik tindakan pencurian, curas hingga pembunuhan terjadi dilatarbelakangi oleh persoalan judi. Akibat judi, ada yang tidak lagi peduli saudara hingga orang tua. Yang terpenting dapat uang untuk berjudi dan terus berjudi.

Oleh karena itu, kita mendorong Kapolda Sumbar mengusut dua oknum anggotanya itu hingga detail. Kita juga mendukung Kapolda Sumbar melakukan aksi bersih-bersih sampai ke bawah.

Selanjutnya kepada semua anggota polisi di Sumatera Barat perlu diberikan siraman rohani secara berkala. Gandeng alim ulama dan kalangan pemangku adat di daerah ini, agar mereka memahami agama, adat dan kearifan lokal. Kesemua itu akan menjadi benteng agar tidak terlibat dalam segala bentuk kejahatan dan penyalahgunaan jabatan. Semoga! (Sawir Pribadi)

 
Top