PADANG - Puncak rangkaian Festival Siti Nurbaya resmi ditutup dengan penampilan pawai telong-telong, Selasa (6/8) malam.
Penjabat Wali Kota Padang Andree Algamar menutup Festival Siti Nurbaya sekaligus melepas pawai telong-telong di depan Balai Kota Padang lama.
"Rangkaian Festival Siti Nurbaya yang telah berlangsung sejak 27 Juli lalu semuanya kita persembahkan untuk warga Padang," ujarnya.
Andree menyebut, ada berbagai bentuk kegiatan yang digelar dengan melibatkan banyak komunitas.
"Tujuannya agar dinikmati seluruh warga kota. Termasuk telong-telong yang kita saksikan hari ini. Hadir perwakilan etnis-etnis yang ada di Padang," imbuhnya.
Pawai telong-telong, imbuh dia, memiliki arti penting dalam sejarah perjuangan Kota Padang.
"355 tahun lalu, sebagaimana kita ketahui, terjadi peristiwa penyerangan loji Belanda. Pejuang melakukan telong-telong sehingga Belanda terkecoh," jelasnya.
Andree berharap Festival Siti Nurbaya dapat digelar lebih meriah tahun depan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang dalam laporannya menyebut banyak keistimewaan dan hal baru dalam pegelaran Festival Siti Nurbaya kali ini.
"Seperti penyangan video mapping yang pertama kali dilaksanakan di Sumbar. Juga penampilan hologram Siti Nurbaya yang pertama di Indonesia," katanya.
Menurut dia, Festival Siti Nurbaya tahun ini mendapat animo yang luas dari wisatawan.
"Yang hadir tidak hanya wisatawan lokal, tapi juga internasional. Ada turis Belanda, Jerman, Vietnam, dan banyak lagi," bebernya.
Pawai telong-telong berlangsung dengan rute dari Gedung Youth Center Bagindo Azizchan, Jl. M. Yamin depan Masjid Nurul Iman, dan berakhir di Balai Kota Padang. (dkf)