Faktual dan Berintegritas


JAKARTA -- Berangkat dengan perjuangan ekstra. Itulah kalimat singkat bagi kontingen Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Adalah Senin (19/8), kontingen yang berjumlah 32 orang berangkat meninggalkan Ranah Minang. Ada dua gelombang yang bertolak ke Banjarmasin dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan transit di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Gelombang pertama berangkat dengan pesawat pukul 10.00 dan yang kedua pukul 12.00.

Karena pemberangkatan pertama pukul 10.00, ada di antara anggota tim dari PWI kabupaten/kota yang harus menginap satu malam di Padang. Alasannya tidak keburu kalau dari daerah. Sedangkan wartawan yang domisili di Kota Padang tak ada masalah. 

Walau begitu yang namanya ke bandara pastilah lebih disiplin waktu. Jika tidak, bisa ketinggalan pesawat. Maka bergegaslah para wartawan tersebut ke BIM. Rata-rata satu jam sebelum boarding sudah sampai di bandara.

Namun apa yang terjadi, pesawat yang sedianya lepas landas dari BIM pukul 10.00, ternyata delay hingga pukul 12.00 lewat. Soal delay pesawat di negeri ini seperti sudah biasa, apalagi pesawat tertentu yang memang sudah terkenal dengan delay-nya.

Karuan saja ruang tunggu BIM mulai buncah. Di antara calon penumpang ada yang teriak dan banyak yang mengumpat. Apalagi yang dari rumah belum mengisi perut.

Sekitar pukul 12.00 terdengar pengumuman agar penumpang mengambil makanan di gate 3. Ada pengobat hati yang dongkol sedikit. Sebagian membayangkan makanan ringan seperti roti dan sebagian membayangkan nasi. Eh, setelah diambil rupanya makanan ringan yang biasanya menjadi jajanan bocah-bocah. Kecewa pun berlanjut.

Hal serupa ternyata terjadi pula pada rombongan kedua yang dalam jadwal lepas landas pukul 12.00 dari BIM. Namun apa yang terjadi, delay pula lebih dua jam. Kompensasinya sama saja dengan rombongan sebelumnya, yakni makanan ringan jajanan bocah-bocah ditambah satu gelas air mineral.

Stres mulai menjalar di sebagian anggota rombongan ysngpadz tiketnya pukul 12.00 tersebut. Sebab, pesawat baru lepas landas pada pukul 14.35. Penerbangan le Jakarta ditempuh dengan waktu 1 jam 40 menit. 

Beralasan jika ada rombongan yang stres. Sebab tiket dari Jakarta ke Banjarmasin pukul 15.55. Artinya terbayang ketinggalan pesawat di Soetta.

Tak dapat akal lagi, kecuali pasrah. Mana terkadir saja lagi. 

Namun Allah Maha Bijaksana. Mendarat di Soetta sekitar pukul 16.45 dengan selamat sudah ditunggu pesawat tujuan Jakarta-Banjarmasin. Tak ayal lagi, terjadilah transit di tangga pesawat.

Ini luar biasa. Ibarat transit bus, turun dari bus satu langsung naik ke bus satu lagi.

Begitulah peristiwa sekitar pukul 17.00 di Soetta, kontingen Porwanas dari Sumbar langsung saja berpindah pesawat di tangga, tanpa harus masuk ke gedung terminal. 

Belum cukup di situ, karena penerbangan dari Jakarta ke Banjarmasin butuh waktu sekitar 1 jam 40 menit, maka rombongan terpaksa beli pop mie di dalam pesawat yang harganya harap maklum saja. Namanya saja belanja di atas pesawat, jelas tak sama dengan di daratan, yo ndak! (Sawir Pribadi)

 
Top