BUKITTINGGI -- Memasuki hari ke-16 masa tanggap darurat bencana banjir bandang (galodo) di Sumatera Barat, tim demolisi untuk menghancurkan material bebatuan Gunung Merapi mulai bekerja.
Tim gabungan yang terdiri dari 16 orang anggota berasal dari berbagai instansi terkait, tersebut dilepas secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar Hansastri, di halaman Istana Bung Hatta, Kota Bukittinggi, Selasa (28/5).
Tim demolisi diantaranya berasal dari PT. Dahana, PT. Semen Padang, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah, PT Allied, Inspektur Tambang dan BPBD Sumbar.
Dalam sambutan singkatnya, Sekda Handastri menyampaikan beberapa arahan sebelum tim menjalankan tugasnya untuk meledakkan material batuan di hulu-hulu sungai Gunung Marapi.
Sekda mengapresiasi seluruh tim yang bertugas. Menurut Sekda, pekerjaan yang dilakukan tim demolisi merupakan pekerjaan mulia dalam rangka menyelamatkan masyarakat dari bahaya yang bisa mengancam setiap saat.
Namun Sekda mengingatkan agar tetap mengutamakan keselamatan dalam bekerja. Jangan sampai tim yang berupaya menanggulangi bencana tapi malah menambah bencana.
"Terima kasih banyak atas pengabdian bapak-bapak. Kehadiran bapak-bapak sangat berharga sebagaimana berharganya jiwa saudara-saudara kita. Pastikan betul kalkulasinya, dan keamananannya sebelum melakukan eksekusi. Jika perlu, kalau tidak aman, tangguhkan," ujar Sekda.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat Ilham Wahab mengatakan, pada tahap awal, tim akan melaksanakan penentuan dan pengamanan lokasi.
Selanjutnya melakukan perhitungan pengaruh getaran terhadap kondisi tebing dan pengeboran batu untuk pemasangan alat peledak.
"Hari ini kita juga akan melakukan pengamaman radius, radius yang tidak berdampak pada masyarakat," kata Ilham.
Terkait perkiraan titik peledakan menurut Ilham setidaknya ada 10 titik ancaman yang berada di hulu-hulu sungai yang berada dalam wilayah Kabupaten Agam. (kmf)