BEBERAPA hari lalu Walikota Padang Hendri Septa menerima kunjungan pejabat Kementerian Perhubungan. Kunjungan tersebut untuk pelaksanaan Agenda Mapping Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub guna meningkatkan pembangunan sekaligus penyelerasan di sektor transportasi.
Bicara transportasi di Kota Padang tentulah amat menarik. Apalagi bagi masyarakat kota itu sendiri. Sebab, sebagai pusat pemerintahan Sumatera Barat, transpotasi di Kota Padang belumlah lebih baik dari kota-kota lain.
Transportasi yang baik tentulah didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Pertanyaannya, sudahkah Padang memiliki segala itu. Jika sudah punya, apakah terawat dan berfungsi dengan baik? Pertanyaan seperti ini penting, karena apabila sarana dan prasarana tidak terawat dan atau tidak berfungsi dengan baik, dipastikan akan terjadi kesemrawutan.
Sebagai ibukota provinsi, Kota Padang memiliki jalan sebagai prasarana transportasi masih belum berkembang seiring dengan pertambahan kendaraan bermotor. Jalan-jalan utama banyak yang masih sempit. Parahnya lagi, jalan sempit itu pun ada pula yang dibangun separator di tengahnya. Kendaraan yang putar balik tak bisa sekali putar, harus mundur satu kali dulu. Akibatnya terjadilah kemacetan.
Begitu juga dengan sarana transportasi yang ada. Pemko Padang memang sudah mengoperasikan Trans Padang sebagai angkutan publik, namun tidak sedikit angkutan umum yang kondisinya memprihatinkan. Terutama angkutan kota yang rata-rata sudah tua dan tidak ada peremajaan, sangat mengancam keselamatan penggunanya.
Hal yang sama terjadi pada traffic light, tidak sedikit yang bermasalah. Setidaknya traffic light di sepanjang jalan by pass banyak yang tidak berfungsi secara baik.
Artinya, jika kita mau berjujur jujur dengan kenyataan, banyak hal yang harus dibenahi demi terciptanya transportasi yang aman dan nyaman. Soal jalan misalnya yang setiap hari macet, diperlukan solusi jitu. Misalnya membangun jalan layang di sejumlah kawasan, atau memperlebar jalan yang ada sekarang. Ingat, kendaraan di Kota Padang bertambah dalam hitungan menit. Sedangkan jalan tidak bertambah lebar.
Jangankan bertambah lebar, jalan yang ada menyempet malah yang terjadi. Penyempitan dikarenakan sebagian jalan menjadi tempat parkir dan tempat jualan.
Selain itu yang perlu diperbaiki adalah etika masyarakat berlalulintas. Hari ini, sebagian pengguna jalan seenak perut saja berkendara.
Oleh karena itu, ke depan perlu langkah nyata dari Pemko Padang untuk benar-benar memperhatikan transportasi. Apalagi ini menyangkut keselamatan dan keamanan masyarakat. Perlu sinergi yang padu dengan pihak-pihak terkait. Semoga! (Sawir Pribadi)