SOLOK -- Senin (18/3), sekira pukul 03.30 WIB, kelam masih pekat rombongan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah beranjak dari Masjid Raya Salayo, Kabupaten Solok. Membelah halimun, tanpa aba-aba rombongan langsung bergerak menuju Nagari Jawi-Jawi Guguk, Kecamatan Gunung Talang.
Malam itu, sehabis mengikuti Safari Ramadhan ke Bukit Sileh, Kabupaten Solok, Gubernur Mahyeldi beserta rombongan terlebih dahulu memilih Masjid Raya Salayo, Kecamatan Kubung untuk istirahat, sekaligus i'tikaf. Dari masjid ini rombongan menempuh perjalanan menuju Jawi-Jawi Guguk.
Sekitar 1.500 meter dari jalan Padang-Solok, disamping Sekolah Dasar Negeri (SDN) 11 Jawi-Jawi, Gubernur Mahyeldi langsung mengetok pintu rumah Iyan. Rumah yang dibangun di samping rumah tua. Kebetulan tanah itu adalah milik (Induk Bako) dari Iza, istrinya Iyan. Tidak ada lampu penerang di depan rumah, hanya ada satu lampu di ruang tamu.
"Assalamualaikum, adoh urang di rumah," imbau Mahyeldi.
Dari pintu papan keluar seorang perempuan paruh baya, dia adalah Riza istrinya Iyan. Semula daun pintu hanya dibuka sedikit, khawatir ada sesuatu yang tidak beres. Maklum menjelang sahur. Menengok yang kedua kali, Iza baru membuka pintu lebar-lebar. Iza masih belum menyadari didatangi Gubernur Sumbar.
Dia masih terpaku melihat banyak orang di depan pintu. Baru mulai tenang setelah mendapatkan penjelasan maksud kedatangan Gubernur Mahyeldi ke rumahnya.
"Kita sengaja datang diam-diam, tidak ingin merepotkan mereka yang sudah mengalami kesusahan. Kita datang ke sini untuk membantu warga kita yang kurang beruntung," ujar Mahyeldi.
Dalam aksi ini, Gubernur Mahyeldi menyerahkan bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumbar, senilai Rp25 juta. Bantuan itu untuk membangun rumah.
Ditambah bantuan dari Bank Nagari Rp2,5 juta, juga ada dari Kepala Bappenda senilai Rp5,2 juta. Karena tanah sudah ada, nantinya akan dibangun di lokasi tersebut.
"Terimakasih pada warga yang terganggu dengan kedatangan kami, kami mohon maaf. Kami sangaja tidak memberitahu. Diharapkan pembangunan menjelang lebaran dapat selesai," pungkasnya.
Siapa Iyan?
Nama lengkapnya Hatta Yandri (56). Ia adalah mantan sopir truk pengangkut batu bara, sudah 7 tahun lebih mengalami sakit parah karena kecelakaan. Kini ia sakit dan tak bisa apa-apa. Tangan parkinson, sakit jantung, ditambah pula sakit gula (diabetes melitus).
"Ini sudah tujuh tahun lebih, saya tidak bisa kerja lagi," sebut Iyan.
Kini Iyan, hanya bisa duduk di rumah menemani istrinya. Ketika istrinya Mainovriza (40) pergi bekerja, Iyan di rumah menjaga rumah.
Karena dirinya memang nyaris tidak bisa melakukan apa-apa. Berdiri saja susah, tangannya selalu bergetar sendiri tak ada henti.
"Tangan ini tidak bisa apa-apa lagi," tambahnya.
Iyan dan Riza sapaan Mainovriza, kini tinggal di rumah yang lumayan sempit. Rumah dengan dinding papan seukuran 3x4 meter. Ruangan itu dibagi dua, satu kamar tidur dan satu untuk ruang tamu.
Rumah ini juga baru 15 bulan ditempatinya. Sebelumnya dia tinggal di dekat Masjid Al-Mubarakah, Jawi-Jawi Guguk, Kacamatan Gunung Talang. Dia pindah karena tempat tinggal lama tidak layak lagi.
Tidak ada kursi, semua ditaruh di lantai. Ada ruang kecil menjorok seukuran 1 x 2 meter. Ruang ini menjadi dapur, sekaligus tungku untuk memasak.
Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, Riza harus membanting tulang sendirian. Mereka juga harus memenuhi kebutuhan dua orang anak. Satu orang anak yatim, anak dari kakaknya. Ditambahnya seorang anak kandung mereka sendiri. (ad)