PADANG - Banjir yang melanda Kota Padamg pada 7 Maret lalu mengakibatkan kerugian di mana-mana. Termasuk lahan pertanian warga.
Dinas Pertanian Kota Padang mencatat, berdasarkan informasi dari tiga Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Padang, sebanyak 7,25 hektare sawah di Padang gagal panen.
"Iya, ada 7,25 hektare sawah yang terdampak banjir kemarin dan mengakibatkan gagal panen," ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani kepada Diskominfo Padang, Minggu (17/3).
Tiga BPP mencatat, sawah paling luas terdampar banjir yakni di Kecamatan Koto Tangah. Sebanyak 2 hektare sawah milik warga urung panen. Kemudian di Kecamatan Lubuk Begalung seluas 1,75 hektare. Pauh 1,25 hektare.
Selanjutnya sawah di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 1,25 hektare. Di Kecamatan Kuranji seluas 0,75 hektare, dan Kecamatan Lubuk Kilangan seluas 0,25 hektare.
"Sawah di enam kecamatan itu gagal panen," ungkap Yoice.
Yoice menyebut, akibat banjir tersebut, petani mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
"Kerugian ditaksir mencapai Rp65.975.000," ungkapnya.
Kadis Pertanian mengimbau kepada petani yang terdampak banjir untuk menjadi peserta Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP). Melalui asuransi ini, petani hanya membayar Rp36.000/ha permusim tanam.
"Petani yang ikut asuransi, apabila terjadi banjir, kekeringan, maupun serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), akan bisa mengklaim asuransinya Rp6 juta perhektare permusim tanam," ujar Kadis.(ch)