PADANG - Wakil Wali Kota Padang Ekos Albar menyebut bahwa Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di daerahnya bekerja keras dan bekerja cerdas. Hingga detik ini, angka stunting (gagal tumbuh) di Padang menurun drastis.
"Tentunya kita mengapresiasi kinerja TPPS yang cukup bagus selama ini," ungkap Ekos Albar saat Rapat Koordinasi TPPS Kota Padang di salah satu hotel di Padang, Rabu (14/11).
Wawako menjelaskan berdasarkan data yang dihimpun oleh DP3AP2KB Kota Padang, angka stunting hanya 2,1 persen. Angka ini jauh turun dibanding sebelumnya. "Sesuai sensus 'by name by address', jumlah anak stunting di Padang 1.221 anak," ungkap Ekos.
Wawako menargetkan sebelum akhir tahun, anak yang mengalami stunting di Kota Padang bisa turun mencapai seribu anak.
“Upaya ini bisa tercapai dengan baik bila semua stakeholder yang menyangkut dengan pengurusan stunting harus all out untuk menyelesaikan dan menuntaskan stunting di Kota Padang,” ujarnya.
Untuk itu perlu komitmen dan kerja sama para pemangku kepentingan dan stakeholder di Kota Padang bagaimana agar target tersebut bisa tercapai. Seperti memperkuat edukasi dan advokasi mengenai pentingnya upaya pencegahan stunting di tengah-tengah masyarakat.
"Teruslah mensosialisasikan dan mengajak seluruh keluarga untuk memberikan makanan yang bergizi, seimbang. Karena makanan bergizi sebagai salah satu upaya mencegah stunting," ajaknya di tengah TPPS Padang.
Ia menjelaskan, untuk percepatan penurunan angka stunting di Kota Padang, Pemko Padang melakukan intervensi seperti memberikan makanan sehat kepada anak stunting.
Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kota Padang Eri Sendjaya mengatakan, di kegiatan Rakor itu diserahkan bantuan alat antropometri untuk Posyandu yang ada di Kota Padang. Menurutnya, salah satu kendala bahkan menjadi potensi besar peningkatan angka stunting adalah keterbatasan alat ukur tersebut (antropometri).
Selain itu, masih ada kita jumpai petugas ukur yang belum bisa menggunakan alat. Beruntung Dinas Kesehatan sudah melatih petugas terkait pemakaian alat antropometri ini yang nantinya akan memperkuat validasi pengukuran tinggi dan berat badan. Sehingga di bulan Desember nanti tercapai target penurunan stunting di Kota Padang.
Alat antropometri merupakan alat untuk mendeteksi stunting pada anak. Terdiri dari timbangan injak, timbangan bayi, alat ukur tinggi badan, alat ukur panjang badan bayi dan alat ukur lingkar kepala dan lengan yang berfungsi menilai ukuran, proporsi dan komposisi tubuh manusia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dr. Srikurnia Yati mengatakan bantuan tersebut bersumber dari Kementerian Kesehatan dan DAK Tahun 2022.
“Kita mendapat bantuan alat antoprometri sebanyak 691 set dari Kementerian Kesehatan. Ditambah dengan pengadaan DAK tahun 2022 sebanyak 230 set,” ujarnya.
Dengan adanya alat antropometri ini diharapkan pengukuran tinggi dan berat badan pada anak benar-benar valid.
Secara simbolis alat antropometri tersebut sudah diserahterimakan oleh Wawako Padang kepada camat atau perwakilan camat. Nantinya, alat tersebut akan didistribusikan melalui Puskesmas ke seluruh Posyandu yang ada di Kota Padang.
Hadir di Rakor tersebut Kepala DP3AP2KB Kota Padang Eri Sendjaya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Srikurnia Yati, perwakilan BKKBN Sumbar, Lismomon Nata, Kepala Baznas Padang Yuspardi, para camat, lurah, kader dan lainnya. (ch)