PADANG -- Usai dicanangkan beberapa waktu lalu, SDN 13 Kapalo Koto Pauh langsung merefleksikan muatan lokal Keminangkabauan kepada siswanya, Selasa, (14/11).
Materi "Sumbang Duo Baleh" dipraktikkan secara bergiliran oleh siswa secara antusias. Tidak hanya itu "sumbang duo baleh" atau "kejanggalan dalam berlaku", dipraktikkan langsung oleh siswa lain dengan nasihat menggunakan petatah-petitih Minangkabau.
Kepala SDN 13 Kapalo Koto Pauh, Eva Mulyani, S.Pd menyebutkan praktik hari ini merupakan refleksi dari pembelajaran materi Keminangkabauan di kelas, beberapa waktu sebelumnya.
"Ini wujud dari Program Pemerintah Kota Padang dalam membimbing anak-anak sesuai kearifan lokal, kita kembangkan kembali sesuai adat istiadat. Sumbang duo baleh ini kita populerkan kembali dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Tujuannya, agar ke depan siswa berkembang menjadi anak yang berbudi pekerti luhur. Kemudian menjadi pengetahuan yang berkelanjutan untuk generasi berikutnya.
Dalam praktik itu, terlihat siswa saling kompak bersama memperagakan "kejanggalan dalam berlaku" yang seharusnya tidak diindahkan di bumi Minangkabau. Sebagian lain, dengan lincah mengoreksi bagaimana laku seharusnya dalam bermasyarakat.
Mulai dari sumbang duduk, kemudian sumbang tagak. Beberapa siswa memperagakan pantangan berdiri di depan tangga, di depan pintu, yang mampu menghalangi orang lain bahkan mencelakakan satu sama lainnya.
Kemudian dipraktikkan seterusnya sumbang bajalan, sumbang bakato, sumbang caliak, sumbang makan, sumbang pakai, sumbang karajo, sumbang tanyo, sumbang jawek, sumbang bagaua, dan sumbang kurenah.
Saat siswa perempuan mangenakan pakaian basiba dan siswa lelaki mengenakan baju taluak balango, semua tampak kompak mengikuti praktik diiringi alunan saluang.
Tidak hanya itu, siswa SDN 13 Kapalo Koto juga mempraktikkan tari pasambahan diiringi musik tradisional langsung oleh siswa lelaki lainnya.
Materi yang tak kalah menarik, beberapa siswa perempuan bahkan tampak mahir dalam memasang tingkuluak tanduak, tingkuluak koto gadang, tingkuluak bugih, dan tingkuluak kompong, serta dilengkapi penjelasan waktu yang tepat dalam mengenakan mahkota kebanggaan "Gadih Minang" itu.
Terakhir, Pengawas Sekolah, Azwar berharap keahlian dan kemahiran siswa SDN 13 Kapalo Koto ini dapat terus ditingkatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ke depan, ia berkomitmen akan memperkenalkan permainan tradisional seperti gasing, congklak, dan permainan khas Minangkabau lainnya.
Mulok Keminangkabauan itu ditutup dengan bernyanyi lagu "anti bully" dalam bahasa Minang bersama. Kemudian siswa juga menyalami kepala sekolah, Komite Sekolah Tahdiwar, Pengawas Sekolah Yuslinda, serta seluruh majelis guru. (ch/dkf)