SEPERTINYA Israel benar-benar sudah kesetanan menghantam Gaza, Palestina. Tak peduli lagi sasaran apa yang dituju. Bahkan tempat pengungsian dan rumah sakit tetap menjadi sasaran bom, peluru, roket dan senjata lainnya. Gaza sudah benar-benar luluh lantak oleh keganasan tentara Israel tersebut.
Sudah lebih 10.000 orang yang tewas dan lebih 2.000 orang hilang akibat serangan Israel dimaksud. Dari jumlah sebanyak itu, nyaris separoh adalah anak-anak. Belum lagi kaum perempuan dan orang tua.
Protes demi protes dari berbagai negara sepertinya tidak mempan melunakkan tentara Israel. Bahkan, imbauan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun tidak digubris. Gaza tetap menjadi sasaran mesiu yang ditembakkan dari jauh. Listrik mati, pasokan bahan bakar minyak (BBM) tidak ada lagi, sehingga rumah sakit tak bisa lagi beroperasi, termasuk di antaranya Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang tak lagi punya cadangan BBM buat menghidupkan genset. Jika sudah begini, maka penyelamatan terhadap korban perang akan berlangsung sangat terbatas. Tiba waktu malam jelas akan gelap, tanpa penerangan.
Lalu, apa yang mesti dilakukan oleh negara-negara yang bersimpati kepada Gaza? Berdoa, agar Allah menundukkan hati pemimpin dan tentara Israel, itu betul. Tapi itu adalah selemah-lemahnya iman bagi umat Islam.
Sebetulnya, ada langkah cepat yang mesti dilakukan oleh negara-negara yang bersimpati, termasuk negara yang bersebelahan dengan Palestina. Salah satu yang bisa dilakukan guna mengurangi jumlah korban anak-anak, perempuan dan penduduk sipil adalah dengan menyelamatkan mereka, bawa ke negara yang aman.
PBB bersama negara-negara yang bersimpati pada Palestina harus bertindak cepat, sebelum generasi Palestina musnah oleh kebiadaban Israel. Sebab, mengungsi di wilayah itu tidak aman. Israel akan selalu mencurigai bahwa tempat pengungsian sebagai tempat ‘berlindung’ Hamas. Makanya tempat pengungsian seperti di Jabalia dihancurkan Israel beberapa waktu lalu. Bahkan, rumah sakit yang semestinya tempat perawatan para korban perang sekaligus bisa sebagai tempat aman bagi perempuan, anak-anak dan orang tua, justru dicurigai sebagai tempat persembunyian kelompok Hamas. Rumah Sakit Indonesia pun termasuk yang dicurigai.
Oleh karena itu, PBB bersama negara-negara yang bersimpati pada nasib anak-anak Palestina harus ambil langkah cepat untuk menyelamatkan anak-anak dan perempuan di Gaza. Selamatkan mereka ke negara yang aman. Sebab, mereka adalah anak-anak yang tidak tahu apa-apa dan memang harus dilindungi.
Sekali lagi, bergeraklah cepat sebelum semua terlambat. Sebab, Israel benar-benar tidak punya rasa iba, kasihan dan kemanusiaan sama sekali. Mereka hanya punya nafsu ingin melenyapkan Gaza dan Palestina. (Sawir Pribadi)