PADANG -- Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Hendri Septa ingatkan kaum muda tidak terpengaruh oleh paham radikal. Akibat paham yang tidak sesuai dengan ideologi pancasila tersebut, bisa menyebabkan diri, keluarga bahkan negara hancur.
"Sama-sama kita ketahui , tepatnya pada 30 September 1965, negara kita sempat dirongrong oleh paham yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila. Akibatnya, ada pemimpin dan masyarakat yang menjadi korban dari mereka yang mempunyai paham yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila,’ ucap Hendri Septa saat menghadiri Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Halaman Kantor Pemerintah Kota Padang, Minggu (1/10).
Ia bersyukur hingga saat ini Indonesia masih dilindungi dari hal yang bisa merusak ideologi Pancasila.
"Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang digelar setiap tahun, bertujuan agar kita mawas diri. Jangan sampai memberikan celah sedikitpun terkait paham radikal atau paham yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila," harap Hendri Septa.
Ia juga menyebutkan, agar generasi muda menjauhi paham radikal ini. Pemerintah Kota Padang bersama lapisan masyarakat akan berupaya mempertahankan ideologi bangsa ini dan berusaha menjaga anak muda agar tidak terpengaruh paham yang tidak sesuai dengan pancasila.
“Kita mengundang anak-anak kita dalam setiap kegiatan peringatan, agar mereka mengetahui apa yang akan dilakukan ketika menggantikan posisi kita saat ini," harapnya.
Menurut Hendri Septa, generasi muda harus tahu cara berterimakasih kepada para pahlawan dan keluarganya yang telah gugur untuk memperjuangkan kedaulatan bangsa.
"Mereka korbankan jiwa raga mereka untuk kita semua. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya," pungkasnya.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila kali ini bertemakan Pancasila Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Maju. Peringatan kali ini juga dihadiri Forkopimda Kota Padang dan berbagai elemen masyarakat, termasuk generasi muda yang ada di Kota Padang.
Dalam kesempatan tersebut, Wako Hendri Septa juga memberikan reward kepada Fathbiyu Annafi Alra, siswa kelas 3 SMP Negeri 3 Padang, yang fasih dan lantang membacakan pembukaan UUD 1945 tanpa teks. (*)