Faktual dan Berintegritas


PADANG -- Aksi dua pesilat Bennet James dan Edward Brown asal Birmingham Inggris menjadi penanda dimulainya rangkaian pembukaan Festival Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage Festival (ICHF), di Agamjua Art & Cultural Kota Payakumbuh, Kamis (12/10) malam. 

Rangkaian pembukaan festival yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Sumbar dengan dukungan Ketua DPRD Sumbar Supardi, ini juga ditampilkan kesenian Senjang, sebuah tradisi lisan asal Sumatera Selatan, tari tradisional Minangkabau oleh Sanggar Maurak Langkah serta aksi silek oleh mahasiswa asing yang kuliah di ISI padang Panjang. 

Pembukaan Festival yang diikuti 420 peserta dari 5 negara, provinsi tetangga dan perwakilan dari kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar), ditandai dengan pemukulan gandang tambuah oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi, bersama Ketua DPRD Supardi, Sekda Kota Payakumbuh, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Syaifullah dan Direktur festival S Metron Madison. 

Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya menyampaikan bahwa Festival WBTB sangat berdampak positif pada pelestarian warisan kekayaan budaya Minangkabau 

"Warisan ini punya kita, diakui dunia, oleh sebab itu festival ini bernilai strategis untuk mengingatkan bahwa kita memiliki warisan budaya tak benda yang harus kita wariskan pada generasi mendatang," ujar gubernur. 

Gubernur berharap, festival yang sudah dilakukan di Payakumbuh juga akan dilakukan oleh daerah lainnya di Sumbar sebagai upaya pelestarian sekaligus aktivasi warisan budaya. 

Ketua DPRD Sumbar, Supardi juga menyampaikan harapan serupa. Menurutnya, kegiatan ini momen penting dalam rangka pelestarian kebudayaan. Selain itu, juga untuk mengaktivasi warisan budaya tak benda yang telah ditetapkan nasional dan UNESCO. 

"Warisan budaya tak benda yang sudah ditetapkan di tingkat nasional dan internasional itu mesti diaktivasi. Jika warisan itu dibiarkan setelah diusulkan dan ditetapkan, statusnya bisa dicabut," ucap Supardi. 

Oleh sebab itu, Supardi mengapresiasi Dinas Kebudayaan Sumbar yang sudah mengangkat budaya Minangkabau melalui kegiatan Festival WBTB yang juga sangat penting bagi pengembangan pariwisata Sumbar. 

Festival yang akan berlangsung 12 hingga 17 Oktober 2023, ini menurut Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Syaifullah akan menghadirkan penampilan dari 5 perwakilan luar negeri, 5 perwakilan provinsi lain, dan 10 perwakilan dari Sumbar. 

"Kegiatan festival dipusatkan di tiga titik Selain penampilan di Agamjua, juga ada pameran manuskrip di GOR M Yamin dan pameran kuliner tradisional dan pacu itiak dan pacu jawi diadakan di Koto Baru Payobasuang," kata Syaifullah. 

”Kami berharap dengan kegiatan ini nanti akan muncul kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan budaya tak benda kita sekaligus mendorong pertukaran budaya antarkomunitas,” pungkasnya. 

Akhir rangkaian pembukaan festival WBTB dimeriahkan dengan atraksi seni beladiri kuno asal India, Kallaripayatu. Masyarakat sangat antusias menyaksikan beladiri yang menampilkan berbagai aksi mulai dari tangan kosong, pedang, tongkat, hingga pisau. 

Penonton bersorak dan bertepuk tangan setiap kali peserta dari India menampilkan berbagai aksi Kallaripayatu yang disebut sebut sebagai inspirasi beladiri kung fu dan karate. (kmf).

 
Top