Harun Al-Rasyid |
MAKKAH -- Ikhtiar dan kerja keras Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M mencari jemaah haji Indonesia yang belum ditemukan, menemukan titik terang. Satu dari tiga orang yang hilang berhasil ditemukan di rumah sakit dalam kondisi sudah jadi mayat.
"Niron bin Sunar, hari ini, 11 Juli 2023, jemaah tersebut telah ditemukan dan dikebumikan,” terang Kepala Bidang Pelindungan Jemaah PPIH Arab Saudi Harun Al-Rasyid di Makkah, Selasa (11/7).
Sebagaimana dikutip website Kemenag, Niron terpisah dari rombongannya pada saat melempar Jumrah Ula, 29 Juni 2023 lalu. Dia terpisah dari rombongan saat melintasi terowongan yang mengarah ke jamarat. Itu artinya dia sudah 12 hari hilang hingga ditemukan.
Kronologi Pencarian
Sejak kali pertama mendapat laporan dari pihak keluar, PPIH Arab Saudi terus melakukan proses pencarian. Harun Al-Rasyid menceritakan bahwa setelah sekian lama berusaha mencari di berbagai tempat, Selasa itu dia bersama timnya berbagi tugas untuk kembali melakukan pencarian di tiga tempat, yaitu: kantor polisi yang membawahi wilayah Mina, ruang penyimpanan jenazah Mu’aisihim, dan RS An-Noor, Makkah.
Tim ini memulai pencarian sejak pukul 09.00 Waktu Arab Saudi. Mereka berangkat dari Daker Makkah dengan tujuan pertama kantor kepolisian di Mina.
“Ketika kami berada di Surthah (kepolisian) Mina, berkoordinasi dengan pihak yang bertanggung jawab di sana dan melihat daftar riwayat jenazah haji Indonesia, ketiga nama yang dicari belum kami temukan,” cerita Harun.
Dalam proses pencarian di kepolisian Mina itu, Harun mendapat kiriman pesan yang menginformasikan bahwa ada jenazah dengan ciri-ciri seperti orang yang sedang dicari itu dan itu berada di RS An-Noor. “Kami dengan tim bergerak ke sana. Pukul 10.15 WAS, kami ke sana, berkoordinasi dengan pihak Mashariq yang ada di RS An Noor, lalu menuju qismul mutawafiyat atau bagian jenazah. Di situ kami menemukan informasi yang mengarah kepada salah seorang dari tiga jenazah yang kita cari,” paparnya.
Setelah melakukan pengecekan, Harun dan tim kemudian berkoordinasi dengan ketua kloter dan istri almarhum. Petugas PPIH bersama keluarga almarhum dan maktab, lalu menuju ke ruang jenazah. “Di situ, istri dari almarhum Niron telah melihat ciri-ciri khusus yang melekat pada diri jenazah. Beliau memastikan bahwa itu adalah jenazah suaminya,” jelas Harun.
Tahap selanjutnya, Harun dan Tim berkoordinasi dengan pihak maktab untuk melakukan pengecekan lebih akurat. Beberapa data dicocokkan, termasuk terkait paspor, visa, dan sidik jari. Setelah ada kepastian, tim bermusyawarah dengan pihak keluarga agar jenazah bisa diurus serta segera disalatkan dan dikebumikan.
“Setelah bernegosiasi, jenazah bisa langsung dimandikan di mighsalah (tempat pemandian jenazah). Tanpa kita sangka, pihak maktab beserta pengurus yang ada di Arab Saudi merespon keinginan kita dan keluarga membawa jenazah tersebut ke Masjidil Haram,” ucap Harun.
“(Almarhum) Disalatjenazahkan setelah Salat Magrib tadi. Alhamdulillah bisa kami laksanakan semua di sana. Setelah disalatkan jenazah kita bawa ke tempat pemakaman yang ada di daerah Soraya,” sambungnya. (*)