PAINAN -- Bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, terus meningkat. Hingga, Jumat (26/5), terpantau delapan titik api. Dan, lahan yang terbakar diperkirakan sudah mencapai 100 hektare lebih.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Defri Siswadi, Jumat (26/5) mengungkapkan, BPBD bersama tim dari Kepolisian, TNI, dan dibantu masyarakat, terus berupaya melakukan pemadaman api supaya tidak meluas. Akan tetapi, upaya itu belum tercapai sesuai harapan, karena jauhnya lokasi titik api, serta sulitnya medan. Meluasnya karhutla itu ditandai dengan munculnya titik-titik api baru yang hingga saat ini sudah mencapai delapan titik api.
"Ya, pada Rabu (24/5) pagi, titik api terpantau tiga titik, namun sorenya pukul 18.00 WIB bertambah menjadi 6 titik api, dan pada Kamis (25/5) sore pukul 18.00 WIB terjadi lagi penambahan sebanyak delapan titik," jelas Defri.
Disebutkan, meskipun kondisi saat ini kobaran api tidak terlihat, atau hanya berupa kepulan asap, namun pihaknya berharap di hari keempat ini (kemarin—Red), tidak ada lagi penambahan titik api baru.
Menurutnya, titik api karhutla yang terjadi di Kecamatan Silaut tersebut terpantau melalui foto satelit dan juga dengan menggunakan drone. Peristiwa itu diketahui terjadi, Selasa (23/5) pagi melalui laporan masyarakat.
"Total luas lahan yang terbakar diperkirakan kurang lebih 100 hektare. Lokasi kebakaran berada di lahan sawit milik masyarakat dan berdekatan dengan areal perkebunan sawit milik PT Sapta," ungkapnya.
Dikatakan, saat ini api memang tidak lagi terlihat besar, namun kepulan asap masih membumbung tinggi di bekas lokasi kebakaran, diduga karena api masih menjalar di dasar tanah gambut tersebut.
Untuk penanganan, seluruh personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pessel telah dikerahkan. Kemudian juga dari dari Dinas Kehutanan Sumbar, Kepolisian, TNI serta masyarakat.
Pemadaman api dilakukan dengan menggunakan 3 unit pulping pump (pompa apung), 4 unit minister (pompa kecil), 2 unit mesin pompa tohatsu, serta juga mengerahkan 2 unit excavator.
"Kondisi yang dialami di lapangan, sulitnya akses hingga membuat mobil pemadam kebakaran tidak bisa sampai ke lokasi, minimnya sumber air, lahan gambut, serta minimnya peralatan. Walau demikian, upaya penanganan akan terus dilakukan agar kebakaran tidak meluas," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar mengatakan, pihaknya telah melaporkan bencana karhutla yang terjadi di Kecamatan Silaut tersebut ketika pertemuan dengan Staf Khusus Deputy Kedaruratan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Richar Erlangga, Kamis (25/5) di Kantor BNPB.
Dikatakan bupati, saat ini terpantau 8 sebaran titik api. Jumlah tim yang melaksanakan pemadaman api terdiri dari 14 personel Dinas Kehutanan, 3 orang anggota TRC BPBD Tapan, 2 orang Babinsa, 5 orang Polsek Lunang dan dibantu beberapa orang staf karyawan PT. Sapta satu sif 28 orang, karena beberapa titik api berada sepadan dengan HGU PT. Sapta.
Disebutkan lebih lanjut, peralatan yang digunakan untuk pemadaman api, 3 unit pulting pom, 1 unit mini strek, 5 pompa air PT. Sapta dan alat berat.
"Upaya yang dilakukan oleh jajaran di lapangan melakukan pemadaman api semampunya, mengingat kondisi angin yang cukup kencang serta pembuatan sekat di saluran sekunder dengan alat berat guna menjaga ketersedian air," ucapnya.
Dikatakan bupati, pihak BNPB Pusat mengucapkan terima kasih atas laporan tersebut, dan BNPB Pusat akan segera turun ke lapangan serta berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Sumatera Barat maupun instansi terkait. (ms/mn)