Pasangan Tuti Nurhayati dan Muhammad Sidik (Foto: Humas Kanwil Kemenag Jakarta) |
"Alhamdulillah, suami saya bisa berangkat haji tahun ini. Saya bahagia," ujar perempuan paruh baya itu dengan mata berbinar, Kamis (11/5).
Semula Tuti sempat merasa khawatir melepas sang suami berhaji sendiri. Pasalnya, Muhammad Sidik yang berusia 77 tahun tersebut punya riwayat sakit darah tinggi.
Sambil menuntut sang suami, Tuti menuturkan, keraguannya hilang karena yakin suaminya akan mendapatkan pelayanan baik dari petugas. Terlebih, saat ini Kemenag tengah mengusung layanan haji ramah lansia.
“Saya sangat menyambut baik pelaksanaan haji ramah lansia tahun ini, insyaAllah saya tidak ragu menitipkan bapak beribadah haji ke petugas,” kata Tuti sembari sesekali menatap wajah sang suami.
“Untuk petugas haji Indonesia, saya titip suami saya ya," imbuh Tuti.
Keyakinan Tuti pada kinerja Petugas Haji Indonesia bukan tanpa alasan. Tahun lalu, Tuti tercatat sebagai salah satu jemaah haji Indonesia. Berdasarkan pengalamannya di tahun lalu, para petugas memberikan layanan yang sangat baik sejak keberangkatan hingga kepulangan.
"Alhamdulillah pelayanan petugas haji Indonesia harus diacungi jempol. Berkah semuanya. Semoga tahun ini pun begitu dan lebih baik lagi," sambung warga Ciganjur, Jakarta Selatan ini.
Keyakinan ini juga dimiliki Sidik. Ia tampak bersemangat mengikuti rangkaian manasik yang dilaksanakan. "InsyaAllah saya mantap berangkat. Alhamdulillah semuanya sudah siap, tinggal tunggu berangkatnya saja," ungkap Sidik.
Kisah Tuti dan Sidik ini merupakan harapan salah satu dari puluhan ribu jemaah haji lansia yang saat ini masuk dalam daftar pemberangkatan Haji Indonesia 1444H/2023M. Tidak ingin mengecewakan para jemaah, pemerintah saat ini juga terus melakukan persiapan pemberangkatan jemaah haji.
"Tolong dipastikan orientasi kita adalah kepuasan jemaah haji, tidak ada orientasi lain di luar kepuasan jemaah," pesan Menag Yaqut Cholil Qoumas berulang kali.
Menag juga mengingatkan pentingnya inovasi dan perubahan cara berpikir dalam merespons setiap tantangan penyelenggaraan ibadah haji. "Mereka yang tidak pernah mengubah cara berpikirnya, tidak akan mampu mengubah apa pun," tandasnya. (Rizki/Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta)