SINGAPURA -- Delapan kepala daerah yang mengikuti 2nd Rising Fellowship mendapat pengalaman bermanfaat selama mengikuti program selama lima hari di Singapura. Selain mendapat masukan dari para pejabat tinggi Singapura, para peserta juga melakukan peninjauan langsung ke lapangan.
Walikota Padang Panjang, Fadly Amran menyampaikan kesan-kesan saat mewakili delapan kepala daerah pada acara penutupan program di Kementerian Luar Negeri Singapura, Jumat (10/3). Program 2nd Rising Fellowship dibuka Menteri Pendidikan Singapura Chan Chun Sing dan ditutup Menteri Luar Negeri Vivian Balakhrisnan. Ikut hadir pada acara penutupan Menteri Negara pada Kementerian Luar Negeri Sim Ann.
“Kami sungguh merasa bersyukur mendapat kesempatan untuk mengikuti program ini. Di luar dugaan, kami bisa mendapat kesempatan untuk bertukar pikiran langsung dengan Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong dan juga menteri-menteri Singapura. Kami bisa melihat bagaimana para anggota parlemen Singapura bertemu dengan para konstituen secara rutin. Kami juga berkesempatan untuk melihat bagaimana Singapura mengembangkan teknologi dan penataan kotanya,” kata Fadly.
Fadly menjelaskan, ia yang memimpin sebuah kota dengan jumlah penduduknya hanya 60 ribu jiwa. “Dari program ini, saya banyak belajar dan mendapatkan ide bagaimana selanjutnya membangun daerah kami,” ujar Fadly.
Selain Walikota Padang Panjang, Fadly Amran, tujuh kepala daerah lainnya yang mengikuti program secara penuh adalah Walikota Makassar M Ramdhan Pomanto, Bupati Banyumas Ahmad Hussein, Bupati Banggai Amirudin Tamoereka, Bupati Mamuju Tengah Aras Tammauni, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandiani, dan Bupati Tegal Umi Azizah. Pada saat pembukaan pada Senin lalu sempat hadir Wagub Bali Tjokorda Oka Artha, yang harus kembali karena ada tugas di daerahnya.
Menteri Luar Negeri Singapura menjelaskan, program Rising Fellowship digagas oleh Presiden Joko Widodo dan PM Lee Hsien Loong pada 2018. Tujuannya untuk membuat platform yang memungkinkan para pemimpin muda saling bertemu dan berbagi pengalaman, sehingga bisa membangun sikap saling percaya di antara kedua bangsa.
Program pertama sudah dilaksanakan pada 2019, tetapi terhenti karena pandemi Covid-19. Vivian mengharapkan, program ini bisa terus berlanjut karena akan memberikan manfaat bagi peningkatan hubungan di antara kedua negara.
Menlu Vivian mencatat tiga hal yang harus menjadi perhatian bersama ke depan. “Pertama adalah tantangan global yang penuh ketidakpastian. Tantangan ini hanya bisa dihadapi kalau kita bekerja sama,” kata Vivian.
Kedua adalah potensi besar yang dimiliki Indonesia, mulai dari penduduk muda yang besar, sumber daya alam yang melimpah, dan potensi ekonomi digital yang juga besar. “Singapura ingin menjadi partner yang bisa mengoptimalkan semua potensi tersebut,” tambah Vivian.
Ketiga perlunya meningkatkan hubungan di antara warga sehingga tercipta saling percaya yang semakin kuat. “Hubungan di antara kedua bangsa tidak cukup hanya pada level pemerintah dan bisnis, tetapi yang tidak salah pentingnya bagaimana warga di antara kedua bangsa bisa jauh lebih saling mengenal,” tutup Menlu Singapura.
Pada saat pembukaan Menteri Pendidikan Chan Chun Sing melihat perlunya kedua bangsa untuk terus membangun persahabatan. “Kita berharap anak-anak Indonesia tidak hanya mengenal Orchard Road, sebaliknya anak-anak Singapura tidak hanya tahu Jakarta atau Bali saja,” kata Menteri Chan Chun Sing yang pernah mengikuti pendidikan perwira dan bertugas selama dua tahun di Indonesia.
Saat Kamis bertemu Wakil PM Lawrence Wong, para kepala daerah menyatakan keinginan untuk meningkatkan hubungan dengan Singapura. Wakil PM menyampaikan, hubungan Indonesia dan Singapura berjalan sangat baik. Pada level pemerintahan banyak inisiatif kerja sama yang dilakukan.
“Pemerintah tentunya tidak bisa langsung melakukan kegiatan bisnis. Dunia usaha yang melakukan itu. Tetapi pada level Pemerintah, kami akan selalu siap untuk memfasilitasi,” kata Lawrence Wong.
Bahkan lebih dari investasi, Singapura siap untuk membantu promosi investasi dan pariwisata dari setiap daerah di Indonesia. Selain ini Singapura bisa menjadi pasar bagi produk-produk Indonesia. (*)