PADANG, SWAPENA -- Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sumatera Barat selalu berupaya meningkatkan pengembangan kompetensi sumber daya aparatur sipil, baik melalui pelatihan secara klasikal maupun non-klasikal. Untuk mengatasi keterbatasan anggaran, BPSDM Provinsi telah bekerja sama dengan K/L/P/D dan menciptakan inovasi seperti in-house training, podcast human resource development (HRD), dan akan meluncurkan coaching clinic pada tahun 2023.
Sebagai salah satu bentuk upaya pengembangan kapasitas bagi para pelaku penanggulangan bencana, khususnya di Kota Padang, Pemko Padang dengan difasilitasi BPSDM Sumbar, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) dan BNPB mengadakan Diklatsar Manangemen Bencana (DMB). Materi-materi yang diusung dalam pelatihan ini meliputi kebencanaan, dasar penanggulangan bencana, manajemen bencana, manajemen logistik dan peralatan, dan kerja sama multipihak dalam penanggulangan bencana.
Dibuka oleh Sekda Kota Padang, Andree Harmadi Algamar, S.STP., M.Si., M.Han., pada Senin (13/3), diklat ini akan berlangsung secara klasikal hingga 17 Maret 2023 di Hotel Truntum Padang. Bersama Andree Algamar, turut hadir Kepala BPSDM Provinsi Sumbar diwakili oleh Kabid. Pengembangan Kompetensi Teknis, Monita, S.Farm., Apt., M.Sc. Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Dr. H. Endrizal, SE., M.Si. serta narasumber yang berasal dari Pusdiklat BNPB, BPSDM Prov. Sumbar, dan Praktisi Kebencanaan. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang personil kebencanaan BPBD Kota Padang.
Dalam sambutannya, Andree menyampaikan bahwa tidak dapat dipungkiri Kota Padang, maupun provinsi Sumatera Barat memiliki resiko bencana alam yang cukup tinggi, khususnya gempa bumi, tsunami, banjir bandang dan tanah longsor. Untuk itu, upaya-upaya yang bertujuan untuk mengurangi dampak bencana dan pengurangan resiko harus dilakukan. Salah satunya dengan pengembangan kompetensi sumber daya aparatur di bidang kebencanaan.
"Diklatsar ini dibutuhkan karena manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitas dan rekonstruksi bencana," ujar Andree.
Sementara itu, Monita mewakili BPSDM Prov. Sumatera Barat menyampaikan bahwa di era literasi digital ini, seluruh kegiatan pembelajaran dalam diklat sudah berbasis IT. Pre-test dan post-test, evaluasi narasumber, absensi, dan survei penyelenggaraan, semuanya dilakukan secara digital. Monita berharap seluruh peserta dapat mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir.
"Jangan sampai ketidakhadiran melebihi 5%, dan nilai post-test harus lebih baik dari nilai pre-test. Semoga ilmu yang diperoleh nantinya dapat diimplementasikan dalam menjalankan tugas sebagai personel kebencanaan," katanya mengingatkan.
Setelah menyelesaikan pendidikan, peserta nantinya akan memperoleh sertifikat tanda telah menyelesaikan pendidikan (STTPP) dan kode registrasi alumni (KRA) dari LAN RI, sebagai syarat mutlak untuk mengikuti pelatihan lanjutan kebencanaan. (kmf)