PADANG, SWAPENA -- Universitas Andalas (Unand) Padang mengukuhkan dua guru besar tetap dalam bidang Ilmu Teknik Sipil Fakultas Teknik, Senin (30/1) di convention hall kampus tersebut. Keduanya adalah Prof. Rendy Thamrin dan Prof. Elsa Eka Putri.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Rendy mempresentasikan penggunaan advanced material Fiber Reinforced Polymer (FRP) pada mitigasi bencana secara fisik dengan tujuan mempertahankan kinerja berkelanjutan dari struktur beton bertulang.
"Material ini menjadi populer digunakan karena mempunyai kekuatan tarik yang tinggi tahanan terhadap korosi dan ringan," katanya dalam orasi ilmiah dengan judul "Mempertahankan Kinerja Berkelanjutan Struktur Beton Bertulang dengan Advanced Material".
Dalam orasinya, Rendy juga memaparkan studi eksperimental untuk mengamati perilaku elemen struktur yang diperkuat dengan advanced material. "Kota Padang mempunyai tingkat resiko sangat tinggi akan bencana gempa, maka penelitian terkait mitigasi bencana secara fisik ini sangat penting dilakukan," katanya.
Dari hasil penelitiannya, balik beton bertulang yang diperkuat dengan pelat CFRP pada bagian bawah balok bisa meningkatkan kapasitas lentur sampai dengan 50 persen. Kemudian juga jika diperkuat pelat baja dapat meningkatkan kapasitas lentur hingga 65 persen.
Dia juga menyimpulkan, penggunaan FRP untuk memperkuat struktur beton bertulang sangat efisien dari sisi pelaksanaan dan dapat meningkatkan kapasitas elemen struktur dalam memikul beban.
Sementara itu, Prof. Elsa mempresentasikan soal penggunaan aditif pada perkerasan jalan.
Dia menyampaikan bahwa pemanfaatan material dari bahan limbah selain bisa meningkatkan mutu perkerasan juga menghemat penggunaan sumber daya alam yang ada.
Prof. Elsa menyebut ada beberapa jenis aditif dari bahan limbah yang sudah diteliti, seperti karet ban yang diserut, styrofoam, getah pinus, dan limbah plastik.
Menurutnya, limbah serutan ban ini bisa sebagai pengganti sebagian kandungan aspal, yang katanya bisa memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap suhu dan beban lalu lintas yang tinggi.
Kemudian untuk penggunaan styrofoam pada perkerasan jalan menurutnya sangat menguntungkan karena berpotensi meningkatkan daya tahan campuran.
Selanjutnya penggunaan limbah plastik jenis HDEP (biasa digunakan untuk botol sabun cair, lotion dan sejenisnya) sebagai aditif pada aspal mampu meningkatkan kekuatan stabilitas dari aspal porus yang biasanya mempunyai stabilitas yang rendah.
Dia juga mengatakan, penggunaan plastik jenis LDPE (kantong kresek) dan jenis PP (bungkus kemasan) sebagai aditif menghasilkan perkerasan yang lebih kuat pada aspal.
"Dengan penggunaan aditif maka dapat menghemat energi dalam pengadaannya, sehingga dapat mengurangi polusi dan juga menghemat sumber daya alam. Usaha untuk meningkatkan mutu perkerasan menjadi suatu usaha yang mesti dilakukan secara berkelanjutan dengan meningkatkan mutu aspal yang digunakan sebagai bahan pengikat untuk mengikat agregat," pungkasnya.
Rektor Unand, Prof Yuliandri pada kesempatan itu menilai apa yang telah disampaikan dua guru besar ini dalam orasi ilmiahnya tentu secara praktik akan bermanfaat dalam mendukung berbagai struktur yang ada.
"Seperti hasil penelitian yang disampaikan Prof. Rendy, hal ini bisa digunakan untuk memperbaiki dan memperkuat struktur beton bertulang. Dengan kondisi Sumatera Barat yang rawan gempa, ini tentu sangat bermanfaat jika diaplikasikan," katanya.
Sama halnya dengan hasil penelitian Prof. Elsa, menurut rektor hal ini pemanfaatan limbah plastik, ban bekas hingga styrofoam sebagai bahan tambah atau aditif, selain bisa meningkatkan mutu aspal dan menghemat sumber daya alam, juga dapat mengurangi polusi.
"Hasil penelitian Prof. Elsa ini juga bisa mengatasi kerusakan dini akibat mutu aspal yang kurang memadai," ujar Yuliandri.
Selanjutnya, rektor berharap para guru besar ini terus mendedikasikan waktu untuk pendidikan, inovasi dan keilmuan lain, serta menghasilkan karya nyata untuk kemandirian bangsa. (wy)