PELANTUN lagu Minang "Kutang Barendo", Melati meninggal dunia di kampung halamannya di Situjuah Ladang Laweh, Kecamatan Situjuh Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu (21/1). Kita kembali kehilangan penyanyi minang yang dikenal luas.Siapa yang tidak tahu dengan lagu Kutang Barendo Lagu bergenre reggae minang ini dinilai memiliki lirik yang ‘berani’ dan menggelitik. Sampai sekarang lagu ini masih banyak disukai, baik tua maupun muda. Sudah banyak penyanyi minang yang meng-cover lagu ini dengan selera musik saat ini. Tapi tak banyak yang tahu siapa pelantun pertama kali lagu tersebut, dialah Melati.
Melati adalah seorang penyanyi lawas minang yang sudah bernyanyi sejak berusia 5 tahun. Penyanyi kelahiran Gunuang Sago, Nagari Situjuah, Limapuluh Kota ini mewarisi bakat musik dari sang ayah yang merupakan pimpinan grup Taruna.
Melati yang sering turun naik panggung membuatnya sering ketinggalan sekolah. Hingga akhirnya ia meninggalkan sekolah sama sekali dan fokus dengan karirnya di dunia musik bersama grup binaan ayahnya.
Debut pertama melati dirilis ke pasaran pada tahun 1975 lewat album bertajuk Cinto nan Suci. Hingga sekarang sudah ratusan lagu dari puluhan album yang laris manis di pasaran. Hanya saja yang paling dikenang dari sosok melati adalah lagu Kutang Barendo.
Suara emas Melati membuatnya bisa tampil di banyak panggung di negara-negara Asia Tenggara. Ia pernah menerima penghargaan HDX Award melalui lagu Bugih Lamo ciptaan Syahrul Tarun Yusuf. Pencapaiannya Melati sekaligus meneruskan jejak Zalmon yang juga memenangkan penghargaan serupa lewat lagu Nan Tido Manahan Hati ciptaan Agus Taher.
Lagu Kutang Barendo
Lagu yang populer sejak tahun 1970-an ini diciptakan sendiri oleh ayah Melati, Rasyid Efendi Datuak Bagindo Bodi. Banyak yang salah paham dengan lagu ini. Lagu yang dianggap lucah karena lirik Kutang Barendo ini sebenarnya berisi kritik akan kondisi pergaulan laki-laki dan perempuan.
Kutang yang diceritakan dalam lagu ini bukanlah bra (pakaian wanita), tapi sejenis baju ketek /anak baju , yang dikenakan oleh perempuan Minang zaman dahulu. (syam)