PADANG, SWAPENA -- Sebanyak 120 orang diaspora Minangkabau yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Minang Saiyo (IKMS) dan Surau Sydney Australia (SSA) pulang basamo ke Ranah Minang. Mereka mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, Kamis (15/12) dan disambut haru oleh keluarga, saudara, serta kerabat masing-masing.
Ketua Panitia Pulang Basamo Sofyan Sabirin menyebut peserta pulang basamo terdiri dari para perantau yang telah puluhan tahun menetap di Sydney dan berkeluarga di sana.
“Yang mendarat hari ini 120, masih ada susulan lagi. Total semuanya 170 orang,” kata Sofyan Sabirin.
Para perantau yang pulang basamo kali ini akan berada di kampung halaman selama sebulan ke depan hingga Januari 2023. “Mereka ingin memperkenalkan tanah leluhur Minang kepada anak-anak mereka, yang lahir di sana tapi tidak pernah benar-benar merasakan kebersamaan di tanah kelahiran orang tua mereka,” ujar dia.
Ketua IKMS, Yusuf Rizal menyebut IKMS adalah organisasi yang berawal dari komunitas keluarga di Sydney sejak tahun 80-an. IKMS bertekad untuk terus melestarikan adat dan budaya Minang kepada generasi muda.
“Harapan kita adalah terjalinnya hubungan antara generasi muda kita di Australia dengan leluhur yang ada di kampung halaman,” tutur Yusuf Rizal.
Yusuf Rizal menjelaskan, pihaknya sudah merencakan pulang basamo dua tahun sebelumnya, tapi terkendala karena situasi pandemi Covid-19.
“Kami pulang basamo membawa anak-anak. Kita mengharapkan saling ada kerja sama di antara generasi muda Minang di rantau dan ranah,” imbuh dia.
Salah satu wadah IKMS mengakbrabkan anggota dan antargenerasi adalah melalui Surau Sydney. Surau itu terwujud berkat dukungan dana dari masyarakat Minang dan Muslim pada umumnya.
Tokoh masyarakat Minangkabau Fasli Djalal yang mengiringi kedatangan para peserta pulang basamo mengapresiasi upaya Minang Saiyo dalam merajut kekompakan orang Minang di perantauan dan mewariskan identitas Minang dari generasi ke generasi.
“Kami melihat ini adalah contoh riil orang Minang bermasyarakat. Lewat Minang Saiyo, mereka mengalirkan transformasi adat dan budaya serta agama kepada generasi mudanya,” ujarnya.
Fasli Djalal juga mengapresiasi upaya yang ditempuh Minang Saiyo dalam mewujudkan Surau Sydney.
“Surau Sydney ini unik. Ia bentuk lain dari masjid yang multifungsi. Surau Sydney memberi inspirasi bagi diaspora di belahan dunia lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, upaya membangun surau sudah digerakkan oleh diaspora di sana,” sambung dia.
Setelah mendarat di BIM, para perantau ini akan menjalani beberapa rangkaian acara hingga Minggu (18/12/2022). Mereka juga mengadakan silaturahmi dengan Gubernur Sumbar. (rls)