SOLOK, SWAPENA - Wakil Walikota Solok Ramadhani Kirana Putra menyebutkan angka kasus stunting di Kota Solok paling rendah di Sumatera Barat.
Menurutnya, angka stunting Kota Solok berada diangka 18,5 persen. " Meski rendah penekanan angka stunting penting menjadi prioritas," Kata Ramadhani dalam diskusi Panel Manajemen Kasus Stunting Tahap 2 yang digelar Pemko Solok di The Wish Hotel, Selasa (1/11).
Hadir dalam diskusi tersebut, perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat, Fatmawati, ST, M.Eng.
Ramadhani menjelaskan, peningkatan kualitas manusia Indonesia merupakan salah satu misi sebagaimana tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan salah satu indikator dan target adalah prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita yaitu 14 persen pada tahun 2024.
Menurutnya, ada 5 strategi nasional dalam percepatan penurunan stunting berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yakni ;
Pertama ; Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan dari kementerian hingga desa. Kedua ; Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga ; Peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitive mulai dari kementrian hingga desa. Keempat ; peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Kelima; Penguatan dan pengembangan sistem data, informasi, riset dan inovasi.
Selanjutnya, kata Wawako, intervensi stunting harus dimulai dari hulu yaitu kepada remaja dan calon pengantin,ibu hamil dan anak balita. (ok)