PADANG, SWAPENA -- Lebih 100 orang perantau Solok Raya yang tergabung dalam wadah Solok Saiyo Sakato (S3) Sumbar melakukan takziah ke kediaman Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi, Jumat (23/9) malam. Takziah dipimpin Ketua Umum S3, H. Suwirpen Suib Dt. Kayo dan pengurus lainnya.
Takziah dilakukan, menyusul meninggalnya ayahanda dari Mahyeldi, H. Mardanis St. Tanameh beberapa waktu lalu. Ini adalah bentuk dukacita dari S3 Sumbar.
H. Syafwan Diran yang menjadi penceramah pada kegiatan itu menyebutkan, setiap yang bernyawa akan meninggal dunia. Ia mengutip Alquran Surat An-nahal: 96, bahwa segala yang ada di dunia akan habis.
Menurut dia, takziah adalah sebagai bentuk persaudaraan sesama manusia. Tujuan takziah untuk menghibur ahlil bait atau keluarga yang tengah ditimpa musibah, sekaligus ibadah.
Lebih lanjut Syofwan Diran mengatakan, agar semua meningkatkan keyakinan akan adanya kematian. "Jika yakin, maka iklas akan datang. Apabila kematian sudah bisa diterima dengan keiklasan, maka semua akan diserahkan kepada Allah," katanya.
Pesan lain yang disampaikan, anak-anak wajib membahagiakan orang tua. "Ridha Allah terletak pada redha Allah, murka Allah terletak pada murka orang tua," sebutnya.
Sementara itu, Ketua S3 Sumbar, H. Suwirpen Suib Dt. Kayo mengatakan, warga S3 ikut berdukacita atas meninggalnya orang tua dari Gubernur Mahyeldi. Selain sebagai Gubernur Sumbar, Mahyeldi juga pembina S3.
Suwirpen menyebutkan Buya Mahyeldi adalah panutan bagi masyarakat dalam pengabdian kepada orang tua. "Buya Mahyeldi sangat santun kepada orang tua, walau ia seorang gubernur," katanya.
Dikatakan, yang datang bertakziah kali ini adalah perwakilan dari masyarakat perantau Solok tiga daerah yakni Kabupaten Solok, Kota Solok dan Solok Selatan.
Sedangkan Ny. Harneli Mahyeldi selaku perwakilan keluarga menyatakan terima kasih atas kedatangan warga S3 Sumbar. "Kehadiran yang tak putus-putus semoga menjadi sitawa sidingin bagi ahlil bait," katanya.
Dalam kesempatan itu ia kembali mengulang ceramah Ustaz Syofwan Diran, agar selalu berbakti kepada orang tua. Kemudian senantiasa mengingat kematian. (sp)