SOLOK, SWAPENA -- Ratusan warga Nagari Muaro Paneh, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, gelar aksi demo di kantor walinagari setempat, Senin (19/9). Mereka menuntut Walinagari Ferry Effendy, mundur dari jabatan.
Para peserta aksi membawa spanduk dan poster bertuliskan agar walinagari mundur, karena dianggap banyak melakukan pelanggaran, termasuk suka berkata kasar di kantor walinagari. Selain itu juga dianggap menyelewengkan dana nagari.
Menurut peserta aksi, walinagari tidak lagi mewakili kepentingan warga Muaro Paneh, namun hanya beberapa golongan saja. Mereka juga menguraikan polemik yang terjadi di Nagari Muaro Paneh di antaranya perbuatan Ferry Efendi selaku walinagari diduga merugikan kepentingan umum atau masyarakat. Kemudian diduga berbuat diskriminatif terhadap warga Nagari Muaro Paneh. Berikutnya Ferry dituding tidak lagi aspiratif dan tidak memenuhi syarat lagi menjadi walinagari.
Selain itu, Ferry Effendy sebagai Walinagari Muaro Paneh tidak menghadiri dua kali kunjungan Bupati Solok ke Muaro Paneh sehingga hal ini akan menghambat realisasi dana APBD Kabupaten Solok untuk kebutuhan masyarakat. Banyak hal negatif dituduhkan masyarakat kepada walinagari pilihan mereka itu.
"Untuk itu kami meminta kepada Bapak Bupati Solok untuk segera memberhentikan walinagari secara tidak hormat," terang Ketua Aksi Demo, Harry Hendrata. "Jika hal ini tidak dikabulkan, maka kami akan melakukan aksi demo yang lebih besar lagi," terang Harry.
Aksi ini juga diikuti Bundo Kanduang Nagari Muaro Paneh. Tak ketinggalan generasi muda setempat.
Menanggapi aksi tersebut, Walinagari Muaro Paneh, Ferry Effendy yang dihubungi media ini membantah keras semua tuduhan warga yang dialamatkan kepada dirinya. "Aksi demo itu ambo tanggapi sajo jo caro positif. Soalnyo 4 poin tuntannyo, sangek ndak beralasan. Artinyo bana, ambo ndak malakuan apo nan di sangkakan. Kecuali tentang Ambulance. Caritonyo panjang sabananyo," jawab Ferry Effendy melalui pesan singkat WhatsApp. (wd/jn)