PADANG, SWAPENA -- Seluruh jajaran instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Pemerintah Kabupaten Agam meninjau pembukaan jalan alternatif Nagari Malalak Utara, Kecamatan Malalak ke Nagari Sungai Batang Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sabtu (17/9). Jalan alternatif itu sudah ditunggu masyarakat 40 tahun.
Pembukaan jalan alternatif Malalak - Maninjau sepanjang 11 km ini selain dapat meningkatkan sektor pariwisata Kabupaten Agam, nantinya dapat mempermudah arus transportasi menuju Lubuk Basung dan daerah sekitar. Pasalnya, jalan kelok 44 saat ini rawan kecelakaan dan longsor.
Melihat hal tersebut Gubernur, Mahyeldi, didampingi Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono, Kepala PSDA Sumbar Fathol Bari, Kepala Dinas Kehutanan, Yozawardi, Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Sumbar, Era Sukma Munaf, Kepala Bappeda Prov Sumbar, Medi Iswandi, dan Kepala Dinas Kominfotik Sumbar Jasman Rizal serta kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Agam, serta masyarakat lainnya, melakukan survey jalan alternatif Malalak - Maninjau itu dengan berjalan kaki untuk melihat kondisi secara langsung jalan dimaksud.
Selama di perjalanan gubernur beserta rombongan disambut secara meriah oleh masyarakat. Banyak masyarakat setempat yang senang dan sangat antusias dengan dibukanya akses jalan tersebut.
Gubernur mengatakan pembukaan akses jalan ini dapat memajukan perekonomian masyarakat setempat, pasalnya selama ini banyak potensidi Maninjau dalam distribusinya terjadi perlambatan dikarenakan jalan yang buruk.
“Di samping itu banyak peristiwa mobil tersekat dan longsor di kelok 44, semoga dengan dibukanya jalan alternatif ini dapat meminimalisir kejadian tersebut,” ujar gubernur.
Lebih lanjut gubernur mengatakan akses jalan sicincin menuju Balingka kerap terjadi longsor sehingga menghambat arus transportasi kendaraan.
“Apalagi saat ini sering terjadi hujan, jalan alternatif tersebut jarang dilalui pengendara karena licin, oleh karena itu jalan alternatif malalak yang jaraknya lebih dekat, perlu segera dibangun,” papar gubernur.
Masyarakat setempat juga mengapresiasi kehadiran gubernur beserta rombongan meninjau jalan alternatif Malalak Sungai Batang. Hal ini merupakan tindak lanjut pertemuan masyarakat Sungai Batang Maninjau dengan gubernur akhir Juli lalu.
"Semoga harapan masyarakat Agam yang sudah 40 tahun menunggu agar jalan ini bisa dibangun, dan menjadi akses alternatif bisa dituntaskan dalam kepemimpinan Buya Mahyeldi," ujar salah seorang warga.
Orang nomor satu di Sumbar tersebut sangat bersyukur atas antusias masyarakat dalam pembangunan jalan ini, beberapa kepala OPD dan instansi terkait juga saling berdiskusi terkait percepatan pembangunan jalan alternatif Malalak - Maninjau ini.
Dalam diskusi tersebut, Kepala BKSDA Provinsi Sumbar, Ardi Andono, meminta untuk membuat ruang untuk satwa, seperti jalur penyeberangan harimau, melalui gorong-gorong, dan hewan primata sudah dibangun jembatan oleh dinas BMCKTR.
“Harimau, beruang, dan siamang merupakan kekayaan hayati sumbar, satwa tersebut perlu dibuat jalan untuk mereka. Hal tersebut juga sudah diatur dalam Permenhub Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pembangunan Jalan Strategis di Kawasan Hutan,” ujarnya
Kepala Dinas Pertanian Agam Azinirman, berharap dengan tangan dingin gubernur permasalahan terkait hutan lindung dan cagar alam di jalan alternatif malalak segera terselesaikan, pasalnya jalan malalak ini sangat dekat dengan lubuk basung, apabila jalan tersebut dibuka estimasi jarak tempuh malalak - lubuk basung hanya 40 kilometer saja.
Menjawab hal tersebut, Gubernur sudah berjanji akan menyurati Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membantu mencari solusi terkait jalan alternatif malalak yang melewati hutan lindung dan kawasan konservasi tersebut. (kmf)