DALAM sebulan ini, entah sudah berapa kali terjadi longsor di Sitinjau Lawik. Anehnya, longsor selalu pada titik yang sama, yakni di pendakian Tunggua.
Setiap terjadi longsor, maka kemacetan panjang tak terelakkan. Padang-Solok yang biasa ditempuh dalam waktu 1,5 jam bisa menjadi 4 atau 5 jam. Bahkan ada yang lebih.
Walau sudah sering terjadi longsor pada satu titik di Sitinjau, hingga saat ini belum ada langkah nyata dari pemerintah, kecuali menempatkan sejumlah alat berat dekat titik tersebut. Sementara masyarakat pengguna jalan yang melewati kawasan dimaksud selalu saja dibayang-bayangi maut. Sebab, bukit tersebut saat ini dalam kondisi labil. Sedikit saja turun hujan bisa mengakibatkan longsor.
Terkait itu, masyarakat yang hendak melewati jalur Sitinjau Lawik diminta agar meningkatkan kehati-hatian. Apabila hujan deras, sebaiknya istirahat dulu menunggu teduh.
Lebih dari itu, selayaknya pihak-pihak terkait memasang pengumuman di dua lokasi yakni di Indarung dan di Lubuk Selasih tentang adanya bahaya longsor Sitinjau Lawik. Pengumuman dimaksud memuat larangan agar pengguna jalan meningkatkan kewaspadaan saat melintas di jalur tersebut.
Kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sebaiknya desak lagi pemerintah pusat agar mengabulkan fly over di Sitinjau Lawik sebagai rencana semula yang dibatalkan pemerintah pusat. Jika perlu ajak presiden atau minimal Menteri Perhubungan melihat langsung kondisi Sitinjau Lawik sekarang. (Sawir Pribadi)