PADANG, SWAPENA -- Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mercubaktijaya melakukan sosialisasi Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) Pengolahan Air Bermutu Rendah di Panti Asuhan (PA) Al-Falah, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sabtu (23/7).
Program ini mencoba memberikan solusi terhadap air yang terdapat di PA Al-Falah yang rendah kualitasnya, yakni keruh, dan berwarna kecoklatan. Kemudian bagaimana air keruh tadi diproses menjadi air jernih yang berkualitas baik.
"Kami sudah mencoba melakukan pengeboran air, bahkan sampai kedalaman 24 meter, tetapi masih keruh. Mesin bor tidak mampu lagi karena ada karang di bawah tanah tersebut," ujar Saiful Adnan, MPd, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Al-Falah, saat menyampaikan sambutannya di acara sosialisasi.
Tim PKM UM Sumbar dan STIKES Mercubaktijaya sebelum mengadakan sosialisasi, telah melakukan penelitian di lokasi PA Al-Falah, di kawasan by pass belakang kantor TVRI Sumbar, dan mendapati kondisi air yang standar kualitasnya rendah.
"Kami mendapati air yang keruh, dan adanya bercak berwarna kuning kemerahan pada kamar mandi akibat kandungan zat besi (Fe) dan mangan (Mn) yang tinggi," ujar Ketua PKM Femi Earnesly, PhD, yang merupakan dosen di UM Sumbar.
Lanjut Femi, air yang kualitasnya rendah bisa mendatangkan penyakit, di antaranya kolera, diare, Hepatitis A, dan penyakit kulit.
Untuk itu, katanya, perlu dilakukan proses mendapatkan air jernih dengan menghilangkan zat-zat pengotor sehingga didapatkan air yang berkualitas yang aman untuk diminum dan mandi, yang sesuai dengan Peraturan Menkes RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.
Mendapatkan air jernih, terang Femi, bisa secara fisika, dengan bahan penjernih arang tempurung kelapa, kerikil dan pasir. "Bahan ini untuk menyaring kotoran dan membantu aerasi oksigen, menahan endapan lumpur dan penyerap partikel yang halus," tukasnya.
Kemudian sebut Femi lagi, secara kimia, memakai metoda koagulasi dengan menggunakan kaporit, batu kapur dan tawas. Dan secara biologi, melakukan desinfektan melalui pemanasan, klorinasi, radiasi dan ozonisasi.
Untuk program di PA Al-Falah, Tim PKM telah membuat alat penjernih air secara fisika yang berisi pasir silika, karbon aktif dan magnese dioxede. "Alat penjernih air ini akan diserahkan ke Panti Asuhan Al-Falah, sehingganya anak-anak panti dan pengurus bisa terhindar dari penyakit akibat air yang kualitasnya rendah," kata Femi.
Secara bergantian Femi dan anggota tim lainnya menerangkan penelitian yang sudah dilakukan dan bagaimana proses mendapatkan air jernih di hadapan puluhan anak-anak panti dan pengurus PA Al-Falah.
Adapun Tim PKM UM Sumbar dan STIKES Mercubaktijaya yang melakukan pengabdian di PA Al-Falah, Femi Earnestly, Phd sebagai ketua, kemudian anggota Muchlisinalahuddin, ST, MT; Firdaus, SPd, MPd; Desmarita Leni, MT serta dari mahasiswa, Iir Fandri, Ridwan Maulana dan Mhd Ravy Arta. (Rel)