Ilustrasi Antara News |
PADANG, SWAPENA -- Surau dan silek berpesan penting dalam membentuk karakter masyarakat di Minangkabau. Keberadaan surau menjadi sarana pendalaman agama dan berlatih ilmu bela diri yang dikenal dengan silek. Silek atau silat merupakan media untuk mewariskan nilai–nilai tata krama, sikap dan penguatan pengetahuan spiritual yang telah ada sejak dahulu.
Demikian disampaikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan tema “Penguatan dan Pengembangan Karakter Generasi Muda melalui Silek” di Axana Hotel Padang, Kamis (28/7).
“Dahulu, pemuda di Minangkabau dididik dan dibina dalam kehidupan basurau yang akan menjadi pelindung, pengaman dan tulang punggung dalam memajukan kehidupan nagari,” ujar gubernur.
Untuk itu, Mahyeldi menyatakan jika semua masyarakat Minangkabau pandai basilek, maka filosofi Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Ktabullah (ABS-SBK) sudah berjalan sesuai dengan harapan dan pada akhirnya masyarakat Minangkabau akan selalu aman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Syaifullah menambahkan, silek merupakan seni tradisi yang perlu dilestarikan. Selain itu juga diharapkan adanya pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan dari silek.
“Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar melaksanakan kegiatan ini atas inisiasi dari Anggota DPRD Sumbar Maigus Nasir, dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi generasi muda, serta penguatan tata kelola perguruan silat di tingkat lokal, regional maupun nasional,” tuturnya.
Maigus Nasir yang hadir dalam acara tersebut juga turut bangga atas hadirnya 100 peserta Bimtek dari kabupaten dan kota se-Sumbar ini. Ia berharap para pemuda dapat melestarikan keberadaan silek yang telah diakui dunia tersebut, karena silek sendiri merupakan ciri khas dari kebudayaan Minangkabau. (kmf)