BUKITTINGGI, SWAPENA -- Satu persatu korban penipuan pengadaan sapi kurban yang diduga dilakukan toke ternak, oleh Aldi terus berdatangan ke Polsek Bukittinggi untuk membuat laporan. Totalnya mencapai 71 orang peserta kurban.
Kali ini
korban yang mendatangi kantor polisi berasal panitia kurban alumni SMAN 3
Teladan Kota Bukittinggi. Tidak beda dengan korban-korban sebelumnya, sapi yang
mereka pesan dari terduga pelaku juga tidak datang pada saat yang dijanjikan.
"Kita
mendatangi Polsek Bukittinggi untuk membuat laporan pengaduan atas kasus
penipuan pengadaan sapi kurban yang dilakukan Aldi," ujar panitia kurban alumni SMA 3 Teladan
Bukittinggi tersebut, Edwar, Senin (11/7).
Dijelaskanya,
kasus penipuan yang dialaminya berawal saat memesan lima sapi kurban ke Aldi dengan
harga Rp19,5 juta per ekor. "Kami percaya Aldi karena sudah yang keempat
kali memesan sapi kurban ke dia. Selama ini ia tidak ada masalah," ujar
Edwar.
Untuk
pembelian sapi itu pihaknya sudah melakukan pembayaran melalui transfer
rekening sebanyak empat kali transfer.Transfer pertama dengan nominal Rp 15
juta, kedua Rp 20 juta, ketiga Rp 35 juta dan keempat Rp 29,2 juta sehingga
total uang yang telah ia transfer sebesar Rp 99.2 juta dari total Rp101.5 juta
yang harus ditransfer.
Sedangkan
sisanya akan diserahkan pada saat penyerahan sapi di rumah potong hewan. Sesuai
perjanjian, sisanya dibayarkan pada saat penyerahan sapi di rumah potong,
lantaran sapi itu akan dipotong pada Selasa 13 Juli 2022 ini.
Selain itu,
sapi kurban yang dibeli juga sudah ditandai di kandang sapi yang berlokasi di
Nagari Gadut. Namun pada Sabtu (9/7), pihaknya mendapatkan kabar bahwa Aldi
sudah menghilang.
Awalnya ia
tidak percaya dengan informasi itu karena memesan sapi kurban melalui Aldi
sudah yang ke empat kalinya. Selama empat tahun berturut-turut ia berlangganan
dengan Aldi tidak ada masalah.
Untuk
memastikan kabar tersebut, ia mencoba menghubungi yang bersangkutan, namun
tidak tersambung. Kemudian ia juga sudah mendatangi rumah Aldi di
Panganak dan rumah orang tuanya di Garegeh juga tidak ada.
Menurut
Edwar, laporannya ke polisi itu sebagai bentuk pertangungjawabanya ke alumni
SMAN 3 Bukittinggi dimaksud.
Sementara, Kapolsek
Bukittinggi, Kompol Rita Sunarya membenarkan ada lagi korban penipuan
sapi kurban yang melapor.
Sebelumnya
yang melapor adalah dari panitia kurban Masjid Baitul Jannah dengan kerugian
lima ekor sapi dan satu ekor kambing dengan nilai Rp104 juta. “Sedangkan pada
hari ini yang melapor dari panitia alumni SMAN 3 Teladan Bukittinggi. "Kerugian
dari panitia alumni itu berjumlah Rp 99.2 juta," ujar Rita Sunarya.
Ddisebutkan,
dari dua laporan itu kerugian diperkirakan sekitar Rp 200 juta dengan jumlah
korban sebanyak 71 orang peserta kurban.
Dikatakan
Rita selain dari Masjid Baitul Jannah dan alumni SMAN 3 Bukittinggi yang
menjadi korban penipuan sapi kurban itu sebenarnya masih ada beberapa korban
lain seperti pengurus Masjid Baiturrahman Bukit Apit. Namun kasusnya sudah
selesai karena sudah ada perjanjian dengan keluarga pelaku dengan pemilik sapi.
Sapi untuk
Masjid Baiturrahman tetap diberikan pemilik kandang dengan pembayaran dijamin
keluarga pelaku.
Korban lain
adalah panitia kurban di Musalla At Taufiq sebanyak dua ekor dengan kerugian Rp
38 juta namun korban tidak melapor.
Selanjutnya
Klinik BPS Bunda satu ekor sapi untuk dikurbankan di daerah Malalak. Namun
karena lokusnya di Gadut, sehingga pihaknya menyarankan untuk melapor di Polsek
Tilatang Kamang.
Terkait
kasus itu Rita Sunarya mengaku sudah menurunkan tim untuk mencari keberadaan
pelaku. "Kita sudah turunkan tim untuk mencari pelaku. Kita minta doa dan
dukunganya agar pelaku dapat cepat ditangkap," harap Rita Sunarya. (ag)