PADANG, SWAPENA -- Menjelang Hari Raya Idul Adha, 1443 H/2022, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, bersama sejumlah pejabat terkait memantau ketersediaan stok bahan pangan di Pasar Raya Padang, Rabu (29/6).
Berdasarkan peninjauan langsung kepada para pedagang, gubernur menyebut jumlah komoditas pangan strategis, seperti beras, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, cabe keriting, cabe rawit merah, bawang putih, bawang merah, gula pasir dan minyak goreng, dalam kondisi cukup dan aman.
Untuk harga, dari diskusi yang dilakukan gubernur dengan pedagang, diketahui harga sejumlah bahan pokok cenderung stabil. Harga cabai merah misalnya, setelah sempat naik sekitar Rp90 ribu perkilogram pada awal Ramadan lalu, saat ini harga cabai turun mencapai Rp75 ribu perkilogram.
Sedangkan harga daging sapi relatif stabil di Rp140 ribu perkilogram, cabai jawa Rp90 ribu, yang harga awalnya Rp100 ribu. Namun juga terdapat beberapa komoditi yang masih meningkat harganya yaitu harga bawang mencapai Rp40 ribu lebih, dan ayam ras mencapai Rp27 ribu perkilogram.
Kemudian gubernur menanyakan seorang pedagang cabai, Hartono, terkait harga cabai di Pasar Raya Padang.
"Ini bagus sekali cabainya, cabai dari mana ini Pak?" tanya gubernur
"Kalau ini cabai Jawa, lebih mahal sedikit Pak, karena biaya transportasinya mahal kesini, biaya transportasi perkilo 23 ribu Pak," katanya.
"Kalau cabai berapa yang paling mahal?" tanya Gubernur kemudian
"Biasanya Rp90 ribu pak, tapi kini sudah turun jadi Rp75 ribu," jawab Hartono.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur mengatakan bahwa stok pangan cukup aman. Ia menyebut Alahan Panjang telah menjadi sentra produksi bawang merah di wilayah Sumatera.
"Sekarang, ketersediaan bawang di Alahan Panjang cukup memadai, bahkan kita sudah bisa mensuplai bawang tersebut ke daerah luar Sumatera, karena harganya sudah mulai turun," ungkap gubernur.
Kemudian gubernur juga menyampaikan harga minyak curah cenderung stabil, harga minyak curah saat ini masih sekitar Rp14 ribu perkilo jika membawa jerigen kalau menggunakan kantong Rp15 ribu per kantong. Sedangkan minyak goreng kemasan yang bermerk seharga Rp21 ribu perliter.
"Harga dan stok di Sumbar mencukupi, baik minyak curah dan minyak kemasan, sekarang tinggal warga untuk membelinya," ujarnya.
Kemudian Gubernur mengimbau OPD terkait untuk melatih masyarakat mencari subtitusi pupuk non organik yang harganya saat ini sedang naik mencapai Rp20 ribu perkilo.
"Kita akan latih masyarakat yang ada di sekitar pasar untuk mengolah sampah menjadi pupuk organik, karena di pasar raya sendiri banyak sampah-sampah organik yang bisa didaur ulang menjadi pupuk," ujar gubernur. (kmf)