KABAR mengagetkan tiba-tiba menyeruak di relung-relung udara Sumatera Barat. Harapan dan cita-cita akan terwujudnya sebuah jembatan layang di rimba Sitinjau Lawik dibatalkan pemerintah pusat.
Betapa tidak mengagetkan, banyak masyarakat yang berharap adanya jembatan layang atau fly over di tanjakan terparah Indonesia itu. Fly over adalah solusi terhadap medan yang sulit bagi pengendara kendaraan bermotor.
Selama ini, hampir tiada hari tanpa kecelakaan lalu lintas di kawasan Sitinjau Lawik tersebut. Tidak terhitung lagi jumlah korban yang bergelimpangan di daerah itu beserta kerugian material yang ditimbulkan olehnya. Belum lagi yang antre berjam-jam akibat longsor atau kecelakaan lalu lintas.
Selain sebagai solusi terhadap persoalan lalu lintas di Sitinjau Lawik, fly over yang diharapkan masyarakat itu sekaligus bisa sebagai kekuatan pariwisata di Sumatera Barat, terutama untuk wilayah Timur dan Selatan Sumbar.
Jika arah ke Utara Sumbar sudah ada Fly Over Kelok Sambilan, maka Sitinjau Lawik diharapkan sebagai pasangannya. Bayangkan, betapa strategisnya fly over di Sitinjau Lawik dimaksud jika tidak dibatalkan pemerintah pusat. Ratusan bahkan ribuan kendaraan yang melintas setiap hari di kawasan itu.
Masyarakat dari provinsi yang ada di di Timur dan Selatan Sumbar seperti dari Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung hingga Pulau Jawa yang hendak ke Padang, ke Pariaman atau ke Kawasan Mandeh di Pesisir Selatan, dipastikan lewat Sitinjau Lawik. Belum lagi yang berasal dari sejumlah kabupaten kota, seperti Kabupaten Solok, Solok Selatan, Kota Solok, Kota Sawahlunto, Sijunjung dan Dharmasraya, semuanya dipastikan akan melewati Sitinjau Lawik.
Kehadiran fly over di Sitinjau Lawik tentu saja memperlancar arus lalu lintas orang dan barang. Betapa warga Kota Padang dan sekitarnya sangat membutuhkan bahan pangan seperti beras dan sayuran yang kesemuanya dipasok dari wilayah Timur seperti dari Solok sekitarnya. Begitu juga barang-barang kebutuhan pokok hingga kebutuhan gaya hidup selama ini datang dari provinsi lain, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat dan lainnya diangkut melalui Sitinjau Lawik.
Kini, apa daya, harapan itu kandas. Walau diganti dengan pelebaran jalan, namun harapan masyarakat akan kehadiran fly over di Sitinjau Lawik tetap menyala. Diharapkan pemerintah Provinsi Sumatera Barat tetap memperjuangkannya untuk tahun depan atau depannya lagi, sekaligus meyakinkan pemerintah pusat akan vitalnya jalur itu. Semoga! (Sawir Pribadi)