BATUSANGKAR, SWAPENA -- Masyarakat dan perternak di Sumatera Barat tidak usah resah terhadap penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Penyakit tersebut tidak menular kepada manusia dan daging masih dapat dikomsusi.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perternakan Sumbar, Erinaldi di sela-sela kegiatan resmi penutupan Pasar Ternak Cubadak, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (19/5). "Di Sumatera Barat telah ditemukan PMK di 8 kabupaten/kota. Kita bersyukur sapi yang terkontaminasi saat ini sudah menunjukkan kemajuan sehat setelah dilakukan penangganan tim kesehatan hewan Sumbar," katanya.
Dijelaskan, sesuai edaran gubernur melalui Dinas Peternakan menutup sementara pasar ternak regional di Sumbar, yakni pasar ternak Palangki Sijunjuang, Muaro Paneh Solok, Payakumbuh dan pasar ternak Cubadak Limo Kaum Batusangkar. "Ini sebagai tindakan preventif untuk memutus mata rantai penyebaran PMK," ungkapnya.
Selain penutupan pasar ternak selama 2 minggu, juga menurukan tim penyuluh dan tenaga ahli dari Dinas Peternakan turun ke lapangan untuk mendata sapi yang terkena dampak serta juga memberikan informasi pencerahan dan wawasan masyarakat. "Saat ini juga kita melakukan inovasi travel bubble sapi (Trabas) sebuah cara untuk mecounter penyebaran virus PMK di mana sapi dari kandang awal harus diperiksa terlebih dahulu dan dibuktikan oleh surat keterangan kesehatan dari daerah asal dan kalau dinyatakan bebas penyakit baru bisa dijalankan ke daerah tujuan. Selama perjalanan sapi tidak boleh singgah atau berinteraksi dengan sapi lainnya. Dan sesampainya di daerah tujuan sapi diperiksa dan dikarantina selama 15 hari. Setelah dinyatakan bebas penyakit maka sapi baru dapat dipasarkan," terang Erinaldi.
Erinaldi dalam kesempatan tersebut menghimbauan masyarakat agar tidak khawatir dan cemas dengan wabah virus penyakit PMK ini, karena dari Pemprov Sumbar akan berupaya maksimal untuk menekan penyebaran penyakit ini. (zs/adp)