BANDUNG, SWAPENA -- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berharap keberadaan orang Minang di manapun berada saat ini selalu memiliki semangat untuk menyatukan segala perbedaan yang ada. Sejarah mencatat kehadiran tokoh-tokoh nasional asal Minang berkontribusi menyatukan perbedaan dan keragaman Indonesia, mewujudkan Indonesia merdeka bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini disampaikan Gubernur Sunatera Barat Mahyeldi pada halal bihalal dan silaturrahmi perantau di Grand Hotel Asrilia Bandung, Minggu (29/5).
Gubernur mengatakan, sejarah berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) sebagai penyambung perjuang Indonesia merdeka atas kondisi bangsa pada agresi Belanda yang berhasil menawan Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta serta beberapa pejabat lainnya di Yogyakarta pada tahun 1948.
"Karena tema acara halal bihalal dan silaturahmi masyarakat Minang bersatu ini, adalah prinsip karakter konsistensi orang Minang menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI. Kelangsungan Indonesia merupakan bahagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Minang," ungkap Mahyeldi.
Ketua Gerakan Seribu (Gebu) Minang Provinsi Jawa Barat Drs. Asril Das sebagai penggagas acara ini menyampaikan, keprihatinan terhadap dinamika perbedaan pendapat dan tumbuhnya berbagai nama kelompok kepengurusan perantau Minang di berbagai daerah di Indonesia.
"Saat ini ada kerisauan atas pertentangan dan perbedaan pikiran-pikiran yang berkembang sesama orang Minang. Kita ingin semua kembali dapat bersatu tanpa melihat latar belakang, profesi, aktifitas atau kelompok. Bersatu dalam memajukan pembangunan Ranah Minang (Sumatera Barat) agar dapat lebih baik dari pembangunan daerah-daerah lain. Jangan perbedaan ini menjadikan kita mundur dan kalah bersaing," ujarnya.
Asril Das menyakinkan, mulai dari Jawa Barat membangun kembali semangat Minang bersatu yang diharapkan juga akan diikuti oleh dunsanak perantau Minang di provinsi dan daerah lain.
"Begitu pentingnya acara ini, sehingga Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi hadir bersama rombongan beberapa kepala OPD terkait dalam meningkatkan sinergitas antara rantau dan ranah terjalin lebih padu dalam mewujudkan kebaikan dan kemajuan Sumatera Barat," ungkapnya.
Anggota DPD RI Alimansori dalam kesempatan dialog menyampaikan, urang Minang tidak usah risau dalam tumbuh berkembangnya kelompok perantau Minang ini karena berhimpun dan kemerdekaan menyampaikan pendapat itu dibolehkan oleh undang-undang dasar.
"Dalam konteks ini tidak ada yang salah, karena orang Minang itu terbiasa hidup dalam kemanjemukan. Namun menyamakan prinsip satu tujuan memajukan tanah ranah Sumbar sebagai tekad yang perlu diwujudkan bersama. Segala perbedaan dan keragaman itu merupakan potensi kekuatan besar untuk bersatu memajukan ranah Minang," serunya.
Kepala Bappeda Medi Iswandi mewakili Pemprov Sumbar dalam acara dialog juga menyampaikan, kita mengetahui banyaknya potensi anak-anak Minang yang berhasil sesuai kemajuan saat ini. Dan kita berharap semangat anak-anak minang sekarang sudah generasi ketiga bagaimana semangat rasa keminangannya sama dengan generasi pertama.
"Kita perlu kumpulkan anak-anak Minang yang berhasil ini sebagai potensi besar memajukan Sumbar. Kita tahu Nagita Slavina telah kembali ke kampung halamannya berinvestasi majukan Sumbar. Ini sebuah pertanda anak-anak Minang tak melupakan kampung halaman keluarganya," ujarnya.
Medi juga menambahkan, tentu kemajuan Sumbar tak akan lepas dari peran perantau dan berbagai stakeholder mengembangan potensi daerah yang ada untuk tingkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Saat ini ada beberapa persoalan cukup mendasar yang perlu perhatian kita bersama. Pertama persoalan pengembangan SDM di daerah lain lebih cepat peningkatan. Kedua soal implementasi filosafi ABS-SBK yang belum sesuai yang diharapkan. Ketiga soal potensi pertanian yang belum maksimal, keempat soal tinggi biaya penangganan prilaku kenakalan generasi muda balapan dan prilaku nakal lainnya," ujarnya. (zs/adp)