PADANG, SWAPENA -- Di hari menjelang sahur, tiba-tiba rumah sederhana pensiunan itu didatangi tamu asing. Seisi rumah pun kaget.
Itulah yang dialami pasangan Azizil (67) dan Nurhayati (59) di daerah Parak Anau, Kel. Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Kamis (7/4). Menjelang sahur itu ternyata rumahnya kedatangan Gubernur Sumbar, Mahyeldi dan rombongan, antara lain Asisten Administrasi Umum Setda Prov. Sumbar Andri Yulika, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Irsyad, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Maifrizon, Anggta DPRD Kota Padang Muharlion, dan Wakil Ketua Baznas Sumbar Nurman Agus.
Azizil, di masa produktifnya adalah seorang Bhayangkara Pembina Kamtibmas (Bhabinkamtibmas). sementara istrinya Nurhayati dulu adalah karyawan tetap di PT Asia Biscuit sekaligus ahli pijat urut -profesi tambahan yang ia geluti untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Kini, Azizil sudah tak lagi bekerja, sementara Neti juga tak bisa berbuat banyak untuk membantu keluarga karena stroke dan diabetes yang membutakan kedua matanya.
Seluruh anggota keluarga Azizil, Neti, anak dan menantunya serta 3 cucu sudah bangun saat Gubernur Mahyeldi dan rombongan datang. Kaget, haru, bingung, senang, dan canggung terasa saat mereka menyilakan gubernur masuk ke rumah.
Di dalam rumah, Gubernur Mahyeldi menjelaskan maksud kedatangannya dan rombongan untuk sahur bersama dalam rangka program Singgah Sahur serta berbincang-bincang mengenai keadaan keluarga. Istri Azizil, Neti hanya terbata. Ia mengaku bahagia Gubernur mampir ke rumahnya yang sederhana, namun sedih karena tak mampu melihat wajah gubernur dan siapapun yang datang subuh itu.
"Ndak nampak dek ambo muko Pak Gubernur do," isak Neti sambil mengucek mata.
Gubernur coba menenangkan. "Ndak baa, Buk. Tarimo kasih malah diizinkan kami di siko. Mohon maaf kami manggaduah waktu sahur keluarga." Begitu ucapan Mahyeldi.
Obrolan lalu berlanjut. Menantu Neti, Asri Mulyanto misalnya, ketika ditanyai gubernur tentang pekerjaan hariannya menyebutkan Ia selama ini bekerja serabutan, sesekali bekerja sebagai buruh bangunan, sesekali sebagai montir sepeda motor. "Dulu pernah buka bengke ketek di daerah Tunggul Hitam, Pak. Dakek jembatan. Kini lah indak lai. Di rumah se lai," tutur Mul, sapaan akrab Asri Mulyanto.
Menanggapi hal itu, Gubernur memberi anjuran kepada Mulyanto untuk kembali membuka bengkel agar ia dapat menghidupi keluarga dengan pemasukan yang lebih stabil. Mulyanto mengakui bahwa ia memiliki keinginan untuk itu, namun terkendala modal.
Terkait kendala modal tersebut, gubernur kemudian meminta Mulyanto untuk menghitung jumlah biaya yang dibutuhkan agar bisa kembali membuka bengkel.
"Kiro-kiro lah dulu bara modalnyo paralu. Kok alah, beko kami bantu. Kalau bisa, saran dari ambo, ndak usah manyewa tampek urang dulu. Buka di tampek awak surang dulu, jadi ndak paralu mamikiaan (biaya sewa tempat)," ujar Gubernur menawarkan.
Kegiatan Singgah Sahur pagi itu diakhiri dengan penyerahan bantuan dari Baznas Sumbar senilai Rp25 juta untuk renovasi rumah oleh Gubernur Mahyeldi.
Dari kediaman Azizil dan Neti, rombongan kemudian bertolak ke Masjid Jihad, Batang Kabung Ganting, Koto Tangah untuk menyelenggarakan kegiaran Subuh Mubarakah. (kmf)