PADANG, SWAPENA -- Hipertensi (darah tinggi) merupakan penyakit tidak menular. Akan tetapi hipertensi menjadi penyakit yang paling ditakuti. Di Kota Padang, hipertensi telah menyerang hampir 30 persen warga.
Meredam penyakit hipertensi, Puskesmas Ambacang, Kecamatan Kuranji menyiapkan “Papa Baper”. Inovasi yang merupakan akronim dari “Panduan Pencegahan Bahaya Hipertensi” itu mulai dikenalkan, Selasa (29/3).
“Inovasi ‘Papa Baper’ merupakan modul yang menjelaskan mengenai hipertensi dan upaya pencegahan dari bahaya hipertensi agar tekanan darah dapat terkontrol dalam batas normal,” ujar Kepala Puskesmas Ambacang, dr Weni Fitria Nazulis saat mengenalkan inovasi tersebut pada Pelatihan Kader Pencegahan Bahaya Hipertensi di Masjid Ampang, Selasa pagi.
Dijelaskannya, modul “Papa Baper” merupakan pedoman yang dapat dimanfaatkan oleh puskesmas dan kader posbindu untuk nanti bisa mengedukasi penderita hipertensi yang berada di wilayah kerjanya. Modul tersebut juga menjadi inspirasi dan pedoman bagi kader dan pihak puskesmas dalam melaksanakan upaya promotif dan preventif terhadap pasien.
“Hipertensi kasusnya semakin tahun semakin meningkat,” ujarnya didampingi dr Frista Maulina.
Puskesmas Ambacang memberikan edukasi kepada 58 kader hipertensi yang ada di wilayah kerjanya. Seluruh kader dibekali modul “Papa Baper” untuk nantinya menjadi pedoman bagi mereka dalam memberikan informasi tentang hipertensi kepada masyarakat.
Dalam pelatihan bagi kader itu, hadir sejumlah narasumber, diantaranya yakni Dr Harnavi Harun, dan lainnya.
Sementara itu, Dr Harnavi Harun yang juga dokter di RSUP M. Djamil Padang menuturkan, modul atau inovasi yang digagas Puskesmas Ambacang merupakan pertama kali di Indonesia. Inovasi ini terbilang menarik dan satu-satunya yang ada di Indonesia.
“Modul ini akan dapat memberi pengenalan kepada masyarakat tentang penyakit hipertensi. Ini merupakan modul pertama yang dibuat untuk kader, modul yang pertama di Sumatera Barat bahkan di Indonesia,” jelasnya.
Modul “Papa Baper” setebal 77 halaman itu berisikan informasi mengenai apa saja bahaya hipertensi dan bagaimana upaa pencegahannya. Modul ini nantinya diharapkan dapat menjadi panduan bagi kader sebagai perpanjangan tangan tenaga kesehatan lain dalam upaya promotif dan preventif.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Afriwardi menyambut baik pelatihan bagi kader pencegahan bahaya hipertensi. Menurutnya, pelatihan bagi kader telah ikut membantu tenaga kesehatan.
“Kader mampu memberi pemahaman kepada masyarakat di sekitarnya. Apalagi, selama ini cukup banyak hambatan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, seperti hambatan komunikasi dan lainnya. Melalui kader inilah semua hambatan dapat teratasi dan dilalui, sehingga upaya yang kita harapkan dapat menyasar masyarakat,” katanya.
Pada pelatihan tersebut nampak hadir Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang yang diwakili Kabid P2P dr Gentina, Sekretaris Camat Kuranji Rio Ebu, beserta lurah setempat. (ch)