MINYAK goreng hingga kini masih menjadi masalah di republik yang luas ini. Kaum ibu-ibu rumah tangga dibikin pusing tujuh keliling memikirkan bahan kebutuhan pokok yang satu itu.
Di Pulau Jawa, Sebagian besar minimarket hingga swalayan tidak tersedia minyak goreng dengan harga sebagaimana ditetapkan pemerintah. Rak pedagang banyak yang kosong. Kalaupun ada yang terisi, harganya mahal. Begitu juga di Pulau Sumatera dan Kawasan lainnya.
Di sejumlah lokasi diadakan operasi pasar dengan antrean yang mengular, begitu juga di tempat-tempat dan minimarket tertentu yang menjual minyak goreng murah, disesaki oleh massa. Tak cukup antrean tubuh, alas kaki pun dijadikan pengganti antrean.
Sebagaimana diberitakan koran ini kemarin, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memastikan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng akan berlangsung panjang. Dengan begitu masyarakat tak perlu panic buying untuk membelinya.
HET yang ditetapkan yakni Rp11.500/liter untuk minyak goreng curah, Rp13.500/liter untuk minyak goreng kemasan sederhana dan Rp14.000/liter untuk minyak goreng kemasan premium. Minyak goreng curah dan kemasan sederhana itu yang langka di mana-mana. Karenanya terjadilah antrean panjang di tempat-tempat penjual sesuai HET dimaksud.
Jika memang ada jaminan ketersediaan minyak goreng murah dalam waktu panjang, tentu benar saja tidak perlu ada panic buying. Akan tetapi, dalam kenyataan sekarang, itu yang tidak ada. Sementara masyarakat selalu membutuhkan saban waktu, akhirnya panik tujuh keliling.
Sepertinya persoalan minyak goreng tidak dan atau belum akan tuntas juga sampai akhirnya memasuki bulan Ramadhan. Jika itu terjadi, jelas akan berakibat masyarakat semakin cemas. Sebab, bagi sebagian besar masyarakat minyak goreng harus tersedia di rumah tangga masing-masing.
Oleh karena itu, sebelum bulan suci Ramadhan tiba, adalah sangat perlu pemerintah memecahkan persoalan minyak goreng. Di mana akar persoalannya, harus dijelaskan kepada masyarakat. Karena, selama ini banyak dugaan yang diapungkan, termasuk tuduhan pada spekulan.
Mudah-mudahan saja, menjelang Ramadhan semua kelar dan masyarakat, khususnya umat Islam tenang melaksanakan ibadah Ramadhan hingga Lebaran nantinya. Semoga! (Sawir Pribadi)