AGAM, SWAPENA -- Keberadaan pendidikan non formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan non formal itu sendiri yaitu untuk melayani warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Demikian disampaikan Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi saat meresmikan Aula Lembaga Pendidikan PKBM Darul Ulum, Gaduik, Kabupaten Agam, Sabtu (19/3).
Gubernur berharap dengan telah dibangunnya Aula untuk berbagai kegiatan lembaga pendidikan dhuafa itu, pendidikan di PKBM Darul Ulum bisa semakin baik dan memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan di Nagari Gaduik, khususnya serta Kabupaten Agam dan Sumatera Barat umumnya.
"Siapkan data anak Nagari maupun Kecamatan yang putus sekolah. Pemerintah provinsi dan Kabupaten Agam nanti akan kita bantu bersama. Jangan ada lagi anak-anak kemenakan kita yang putus sekolah. Minimal bisa tamat Paket C, sehingga bisa melanjutkan kuliah atau mengikuti berbagai program pendidikan lainnya," ujar gubernur.
Bupati Agam, Andri Warman, juga menyampaikan hal serupa. Ia berharap, lembaga pendidikan non formal seperti Darul Ulum bisa ada dan berkembang disetiap kecamatan, sehingga anak-anak yang putus sekolah bisa melanjutkan dan SDM Agam terus meningkat menjadi lebih baik.
"Saya sangat apresiasi pada upaya pendiri dan pengurus Darul Ulum yang secara langsung telah membantu mewujudkan visi misi Pemkab Agam. Tidak ada kata lain untuk peningkatan SDM selain sekolah, sekolah dan sekolah. Program pendidikan harus dimaksimalkan," kata Bupati Andri.
Sebelumnya, Pimpinan Darul Ulum, Sunaryati, S.Pd yang merupakan pensiunan guru, menyampaikan, sejak didirikan pada 25 November 2007, dengan program PAUD, Pendidikan anak buta aksara, keterampilan bengkel, terus berkembang pada Paket A, B, dan C. Hingga saat ini telah menamatkan 300 lebih siswa. Sebagian besar berwirausaha membuka bengkel dan las.
"Alhamdulillah sekarang atas keinginan siswa lulusan paket C untuk melanjutkan pendidikan, kami sudah kerja sama dengan Universitas Terbuka. Sebanyak 21 lulusan paket C akhirnya bisa mendaftar dan diterima di UT," ujar Sunaryati. (mmc/kmf)