PADANG PANJANG, SWAPENA -- Memasuki bulan Rajab, umat Islam senantiasa memperingati peristiwa monumental Isra Miraj Nabi Muhammad menempuh perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Kemudian lanjut dari bumi menuju langit ketujuh dan Sidratul Muntaha. Dari peristiwa itu, setidaknya, kaum Muslim dapat mengambil tiga pelajaran yang relevan menjadi solusi dalam hidup kekinian.
Demikian disampaikan Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, saat memberikan tausiyah dalam Subuh Mubarokah di Masjid Nurul Amri, Kelurahan Balai-balai, Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Minggu (20/2).
Menurut Buya Mahyeldi, pelajaran pertama adalah kunci ketenangan itu senantiasa terpaut hatinya ke masjid. Melihat ke peristiwa sebelum Isra Miraj, Rasulullah mengalami kerugian yang sangat besar. Dia kehilangan paman tercintanya, Abu Thalib yang merupakan pelindung utama umat Islam. Selain itu, dia juga kehilangan sang istri, Khadijah di tahun yang sama. Tragedi yang menimpa Rasulullah tak hanya berhenti di sana, Nabi juga dilempari batu di jalanan Ta’if.
"Ini hikmah pertama, kunci ketenangan hati atau solusi berbagai persoalan kehidupan adalah kembali ke masjid, sebagaimana Nabi Muhammad diperjalankan dari masjid ke masjid. Artinya kembali kepada ajaran Islam akan memberikan kedamaian," kata Buya Mahyeldi.
Hikmah kedua, menurut Buya Mahyeldi, adalah shalat sebagai obat. Dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad membawa satu hadiah, yakni perintah shalat.
"Shalat itu menguatkan hubungan kita dengan Allah SWT, sang pencipta. Shalat adalah Miraj nya orang-orang beriman
Jadi, ketika punya masalah, shalat adalah obat. Tengah malam adalah waktu yang memiliki keberkahan luar biasa," kata Buya Mahyeldi.
Selanjutnya hikmah atau pelajaran ketiga adalah persatuan dan kesatuan. Selama perjalanan, Rasulullah bertemu dengan nabi lain, yaitu Adam, Isa, Yusuf, Musa, dan Ibrahim. Dengan bertemu mereka, Rasulullah mendapat dukungan dan motivasi.
Sebagaimana Nabi dapat bersandar pada mereka yang memiliki misi yang sama untuk mendapatkan dukungan, kita dapat melakukan hal yang sama. Dikelilingi dengan rekan dan memiliki hubungan sehat dan suportif merupakan hal penting.
"Bahasa kekiniannya adalah kolaborasi. Ayo perkokoh rasa persatuan dengan sesama. Dan, agama juga mengajarkan pada kita ada musyawarah dan wajib menjaga persatuan. Bahkan, para tokoh-tokoh bangsa juga telah mencontohkannya," lanjut orang nomor satu di Sumbar, ini.
Intinya peristiwa Isra Miraj, kata Buya Mahyeldi memberikan kesimpulan, adalah mengajarkan pada umat Islam untuk menguatkan hubungan dengan Allah dan memperkuat ikatan dengan sesama manusia.
Diakhir tausiyah, jemaah yang memadati masjid, antusias bertanya tentang materi tausiyah dan berbagai hal lainnya kepada Buya Mahyeldi. Kegiatan Subuh Mubarokah yang sebelumnya diawali dengan shalat subuh berjamaah ini, diakhiri dengan sarapan bersama.
Turut hadir dalam kegiatan ini para pejabat di Pemerintahan Kota Padang Panjang, anggota legislatif serta tokoh-tokoh masyarakat.(mmc)