Novriadi |
MENTAWAI, SWAPENA - Pemkab Kepulauan Mentawai dalam tahun ini akan membangun 12 embung di 9 kecamatan. Pembangunan embung-embung tersebut selain untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), juga akan dijadikan sumber air bersih bagi masyarakat.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kepulauan Mentawai, Novriadi di kantornya menyebutkan, pembangunan embung-embung ini ditargetkan akan mulai pada Mei mendatang dengan total anggaran Rp35 miliar, anggarannya bersumber dari Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBH DR)
"Target kita pada Mei sudah mulai tanda tangan kontrak kerjasama dan mulai aksi kerja," kata Novriadi, Kamis (3/2).
12 lokasi pembangunan embung diantaranya 4 di Pulau Siberut, yakni Pokai, Kecamatan Siberut Utara, Subeleng, Kecamatan Siberut Tengah, Peigu, Kecamatan Siberut Selatan, Peipei, Kecamatan Siberut Barat Daya. 3 lokasi di Kecamatan Sipora Utara, terdapat 2 lokasi di Sipora Jaya dan 1 di Sido Makmur. Sementara di Sipora Selatan, Saureinu dan Sioban juga akan dibangun masing-masing 1 embung. 3 lokasi lainnya terdiri dari Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, Mapinang, Kecamatan Sikakap dan Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan.
Novriadi mengungkapkan, 5 dari 12 embung yang akan dibangun itu didesign mengusung konsep pariwisata yang pada operasinalnya nanti akan dipercayakan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
"Konsep yang kita usung dalam pembangunan embung itu tidak hanya sekedar menampung air untuk Karhutla, tapi diupayakan mempunyai manfaat lebih, yaitu ketika airnya layak untuk sumber air bersih, jadikan sumber air bersih. Kemudian embung-embung yang cukup luas kita design memiliki konsep pariwisata, ada ruang terbuka hijaunya disitu, ada gazebo, tempat-tempat duduk kemudian pohon-pohon pelindung, seperti yang di Sipora Jaya, Saumanganya, Pokai, Bulasat dan Mapinang," terangnya.
Adapun perencanaan pembangunan embung di Kepulauan Mentawai, BPBD sudah merencanakannya sejak September tahun lalu, dimana pada awalnya, teridentifikasi sebanyak 25 lokasi yang akan dibangun embung, namun pada waktu berproses mengerucut menjadi 12 lokasi. (rk)