PASBAR, SWAPENA -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman Barat melaporkan 3 orang meninggal dunia, 10 orang luka parah dan 50 orang luka ringan akibat gempa yang menghantam Pasaman Barat, Jumat pagi (25/2) sekitar pukul 08.39 WIB.
Kepala Markas PMI Pasaman Barat, Rida Warsa membenarkan data tersebut. Selain korban jiwa,pihaknya juga mendata sekitar 100 rumah mengalami rusak berat dan 300 unit rusak ringan. Juga ada rumah ibadah, sekolah dan perkantoran yang rusak. Kemudian warga mengungsi di 35 titik sekitar 5.000 jiwa.
Katanya, pihaknya terus melakukan update data. Relawan PMI menyebar ke lokasi-lokasi terdampak melakukan pendataan dan memberikan bantuan terhadap warga yang membutuhkan.
Selain itu aksi PMI juga ikut melakukan evakuasi ,ambulance, asessment, pendirian tenda pos kesehatan dan distribusi terpal.
"Kekurangan tenda barak untuk warga yang mengungsi, terpak tim kesehatan, makan siap saji dan dapur umum," katanya.
Dapur Umum sudah didirikan di Puskesmas Kajai. Akan tetapi belum memadai untuk mengkafer seluruh warga yang mengungsi.
"Warga yang mengungsi merupakan korban terdampak, ada juga mereka yang masih trauma, takut pulang kerumah," ujarnya.
Informasi masyarakat, korban meninggal dunia sesuai info masyatakat bernama Nyik Suri. Korban meninggal akibat tertimpa reruntuhan rumahnya.Satu orang lagi belum diketahui identitasnya. Kemudian Puskesmas Ladang Panjang melaporkan bahwa 4 orang meninggal dan 3 orang sudah dievakuasi sedangkan satu jasad lagi masih proses evakuasi
Korban luka-luka dilarikan kesejumlah rumah sakit dan Puskemas. Puskesmas Kajai yang mengalami rusak berat, terpaksa merawat pasien dihalamannya. Di rumah sakit Yarsi pasien dirawat hingga ke selasar, begitu juga di RSUD Pasaman Barat.
"Kita belum berikan statemen, masih pendataan sekarang. Data masih simpang siur. Banyak informasi dari masyarakat yang kita terima," kata Sekda Pasaman Barat, Hendra Putra.
Direktur RS. Yarsi Simpang Empat, Dr. Meri mengatakan, puluhan masyarakat dari berbagai kecamatan yang mengalami luka-luka akibat terkena runtuhan bangunan seperti, tertimpa kayu balok dan material bangunan lainnya yang sedang mendapatkan pertolongan kesehatan di RS.Yarsi.
Dengan upaya maksimal, pihaknya melayani pasien yang datang. Ada yang datang secara pribadi, ada juga dengan ambulance.
"Kita mendirikan tenda dihalaman rumah sakit. Kemungkinan akan kita tambah, untuk mengantisipasi lonjakan pasien yang diperkirakan masih banyak yang akan datang," pungkasnya.
Dr. Meri menambahkan, terkait pasien yang sebelumnya mengalami rawatan di Rumah Sakit setempat, saat ini sebagian sudah dipulangkan dan selebihnya sudah dikeluarkan dari dalam ruangan dan dipindahkan ke samping Rumah Sakit."Sudah ada sekitar 80 pasien," tukasnya. (adk)